EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi bergerak mix cenderung melemah. Kondisi itu, mengikuti pasar regional. Pelaku pasar mencermati rilis data ekspor-impor Indonesia November 2022 dengan konsensus akan mengalami pertumbuhan.
Namun, ekspor akan melambat menjadi 9,5 persen Yoy, dan impor 7 persem Yoy. ”Kami perkirakan Indeks bergerak pada rentang support 6.750, dan resisten 6.860,” tutur Ayu Dian, Research Analyst Reliance Sekuritas Indonesia, Kamis (15/12).
Secara teknikal, Indeks membentuk candle bearish diikuti volume jual signifikan namu mulai menjauh dari area support. Kondisi itu, masih berpotensi untuk melanjutkan fase rebound. Beberapa saham memiliki potensi naik untuk perdagangan hari ini yaitu BBCA, BBNI, ADRO, SRTG, JSMR, dan MDKA.
Menyudahi perdagangan kemarin, Indeks minus 0,13 persen ke posisi 6.801. Beberapa sektor mengalami pelemahan di antaranya teknologi susut 2,09 persen, financial minus 0,46 persen, dan cyclicals menukik 0,39 persen. Investor asing membukukan net sell pasar regular Rp696,36 miliar. Saham paling banyak dijual investor asing antara lain BBCA, GOTO, dan BBRI.
Sementara itu, ketiga indeks utama bursa Amerika Serikat (AS) kompak melemah. Itu didorong keputusan The Fed mengerek suku bunga 50 bps ke level 4,5 persen atau sejalan perkiraan pasar. Namun, The Fed masih mempertahankan target untuk menurunkan inflasi ke level 2 persen. So, suku bunga tinggi akan bertahan hingga akhir tahun depan.
Pagi ini, bursa Asia mengorbit zona merah. Indeks Nikkei 225 melemah 0,30 persen, dan Indeks Kospi terkoreksi 0,49 persen. Pagi ini, Jepang merilis neraca dagang November 2022 tercatat membaik. (*)
Related News

PPATK Blokir 5 Ribu Rekening Terkait Judol Senilai Rp600 Miliar

Ekspor Industri Kerajinan pada 2024 Tembus USD679 Juta

Kejar Target Lifting, Bahlil Minta ENI Percepat Proyek Migasnya

Ikuti Jejak Wall Street, IHSG Kembali Menguat

Orbit Zona Hijau, IHSG Jajal Level 6.800

Laju IHSG Mulai Tersendat, Jala Saham INCO, MIDI, dan ESSA