EmitenNews.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan ilmu ekonomi dalam suatu negara juga tidak terpisahkan dari politik. Karenanya, menurut Menkeu, "Para pemangku kebijakan harus mampu menjembatani ekspektasi masyarakat dengan berbagai kebijakan fiskal pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan yang adil dan merata," katanya dalam Kuliah Umum Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Senin (8/5).


Dalam acara yang berlangsung di Aula Mezzanine, Kompleks Kementerian Keuangan itu Menkeu mengajak para mahasiswa untuk tidak hanya mempelajari ilmu ekonomi dalam rangka mengejar gelar semata. Namun, setiap mahasiswa seharusnya memiliki passion karena ia sedang mempelajari suatu ilmu yang sangat penting.


"Ilmu ekonomi is so fascinating. You can talk about almost everything di dalam konteks ilmu ekonomi", ujar Menkeu.


Menurut Menkeu, mempelajari ekonomi tidak perlu terpaku pada hafalan, tapi harus menggunakan logika dan cermat dalam mengamati fenomena yang terjadi di masyarakat. Menkeu juga menekankan kepada para hadirin bahwa seorang ekonom perlu untuk mampu berinteraksi dengan data. "If you cannot interpret, you cannot analyze", ungkapnya.


Dalam Kuliah Umum bertajuk Kebijakan Fiskal Jangka Menengah tersebut, Menkeu juga memaparkan 3 fungsi utama APBN yakni dalam hal alokasi, distribusi, dan stabilisasi. Menkeu menjelaskan, hal tersebut menjadi wujud kehadiran negara dalam kehidupan bermasyarakat karena dinamika penawaran dan permintaan tidak selalu sejalan dengan teori ekonomi.


"FEB UI telah melahirkan banyak pemikir dan policy maker, saya berharap Anda semua bisa menjadi generasi penerus yang mampu membawa Indonesia ke arah yang semakin baik", pungkasnya(*)