Dalam paparannya Suharso mencontohkan, rata – rata pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) di Indonesia tidak optimal dalam melakukan upaya preventif dan promotif. Puskesmas lebih cenderung kuratif. Padahal, puskesmas esensinya diletakkan di garda terdepan untuk melakukan pencegahan, preventif, dan promotif. Preventif dan promotif ini harus diikuti oleh 9 tenaga kesehatan yang harus tersedia di puskesmas.
Bappenas mencatat, berdasarkan standar Bappenas yang ketat, hanya 18 persen dari puskesmas di seluruh Indonesia yang memenuhi syarat. Tetapi kalau dilonggarkan sedikit, sekitar 30 persen. Idealnya, setidak- tidaknya naik pada tahun 2022 menjadi 71 persen. ***
Related News

Wall Street Rekor, IHSG Kembali Koreksi

Tertekan! IHSG Menuju Level 7.500

Tekanan Jual Menipis, Angkut Saham BBCA, MEDC, dan AMRT

IHSG Ditutup Anjlok 1,78 Persen, 7 Sektor Tumbang

Antisipasi Fluktuasi Harga Telur, Pemerintah Rilis SPHP Jagung Pakan

Harbolnas 2025 Targetkan Transaksi Produk Lokal Hingga Rp35 Triliun