EmitenNews.com - Pemerintah memastikan harga komoditas energi bersubsidi seperti listrik, BBM Pertalite, dan LPG 3 kg tidak naik tahun ini. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan hal itu, setelah keluarnya persetujuan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI terhadap usulan pemerintah terkait penambahan subsidi energi pada APBN 2022 dalam Rapat Kerja dengan Menteri Keuangan pada Kamis (19/5/2022).


“Persetujuan DPR memastikan bahwa BBM, LPG dan listrik yang disubsidi tidak naik. Ini bukti negara hadir dan terus berupaya keras, karena tidak ingin membebani rakyat di tengah persoalan pangan dan energi global,” kata Menteri BUMN Erick Thohir dalam keterangan resmi, Jumat (20/5/2022).


Untuk itu,Kementerian BUMN bersama Pertamina dan PLN akan fokus dalam menjaga ketersediaan energi dan memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat.


Seperti diketahui Menteri Keuangan Sri Mulyani mengusulkan tambahan anggaran subsidi energi ke Banggar DPR RI mencapai Rp74,9 triliun dalam APBN 2022, sebagai imbas dari harga minyak dunia yang juga makin jauh dari asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) tahun ini. ICP diusulkan menjadi USD100 per barel, naik dari saat ini USD63 per barel.


"Dengan adanya perubahan keekonomian, kalau asumsi ICP USD100, subsidi energi akan menggelembung menjadi Rp208,9 triliun atau naik Rp74,9 triliun," ujar Menkeu Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, Kamis (19/5/2022).


Tambahan subsidi energi untuk BBM dan LPG 3 kg sebesar Rp71,8 triliun menjadi Rp208,9 triliun. Sedangkan tambahan untuk subsidi listrik Rp3,1 triliun menjadi Rp59,6 triliun.


Pada APBN 2022, anggaran subsidi energi ditetapkan sebesar Rp134 triliun. Anggaran sebesar itu, terdiri atas subsidi BBM dan LPG Rp77,5 triliun dan listrik Rp56,5 triliun.


Sri Mulyani juga mengusulkan tambahan kompensasi Rp216,1 triliun menjadi Rp234,6 triliun. Rinciannya, tambahan kompensasi BBM Rp194,7 triliun dan tambahan kompensasi listrik Rp21,4 triliun. ***