EmitenNews.com—Memasuki akhir tahun 2022, Emiten properti, PT Repower Asia Indonesia Tbk (REAL) menyampaikan kinerja Perseroan hingga September 2022 serta menyampaikan berbagai strategi untuk menghadapi datangnya tahun 2023. 

 

Hingga September 2022, Repower mencatatkan penjualan sebesar Rp 4,22 Miliar yang terkoreksi jika dibandingkan dengan triwulan yang sama di tahun sebelumnya. Walaupun mengalami koreksi, Repower mampu bertahan dengan mencatatkan kinerja positif. 

 

“Seiring dengan adanya tren penjualan rumah yang menurun di wilayah Jabodebek-Banten, Perseroan pun mengalami dampak serupa. Hal ini tercermin pada data Indonesia Property Watch mengenai tren nilai penjualan rumah di Jabodebek-Banten, menunjukkan bahwa penjualan rumah di wilayah tersebut mengalami kontraksi 14.9%. Penurunan penjualan properti ini disebabkan oleh daya beli masyarakat yang menurun akibat kenaikan harga BBM, fluktuasi perekonomian, dan juga adanya kondisi wait and see. Walaupun begitu, Perseroan tetap mampu mencetak penjualan di tengah kondisi yang menantang ini,” ungkap Sjafardamsah saat Public Expose secara virtual, Jumat (16/12/2022). 

 

Sebagai langkah antisipasi untuk merespon kondisi ekonomi global maupun nasional, khususnya kondisi sektor properti, saat ini Repower sedang melakukan berbagai strategi bisnis untuk dapat menggenjot penjualan perumahannya agar dapat terserap oleh masyarakat. Langkah strategis tersebut adalah dengan memperluas segmentasi pasar dengan cara melakukan remodelling product terhadap proyek yang sedang berjalan. 

 

“Strategi kami ke depan di tahun 2023 untuk menghadapi kondisi yang menantang ini diantaranya adalah dengan melakukan kajian ulang dalam bentuk redesign atau resizing terhadap produk pada proyek-proyek yang sedang berjalan, khususnya pada proyek rumah tapak. Remodelling tersebut merupakan salah satu upaya yang kami lakukan agar produk kami dapat menyesuaikan kondisi dan kebutuhan pasar, sehingga diharapkan produk yang disediakan dapat lebih cepat terserap oleh masyarakat,” ujar Yahya Attamimi dalam pemaparannya. 

 

Selain strategi bisnis yang dipaparkan oleh Yahya selaku Direktur Repower, strategi pengembangan Perseroan, seperti kerja sama dengan mitra strategis secara paralel tetap dilakukan untuk menghadirkan peluang bisnis lainnya. Belum lama ini, pada Agustus 2022 Repower telah menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding bersama Indonesia Soken dalam rangka menarik minat para investor Jepang guna mendukung pengembangan bisnis properti di Indonesia. 

 

Hingga akhir Desember 2022, Perseroan akan mengejar proyeksi penjualan sampai dengan Rp 13,22 Miliar. Selain itu, ditunjang dengan langkah strategis dan upaya tersebut, Perseroan tetap optimis dengan penjualan pada 2023 yang diproyeksikan sebesar Rp 40,29 Miliar, tumbuh tiga kali lipat lebih dibandingkan dengan proyeksi penjualan pada akhir tahun 2022. 

 

Menatap tahun 2023, walaupun terdapat berbagai tantangan dan sentimen yang perlu diperhatikan, seperti inflasi, kenaikan suku bunga The Fed yang dapat berdampak dengan suku bunga acuan nasional, kenaikan harga bahan bangunan, serta memasuki tahun politik, Perseroan masih tetap optimis untuk dapat meningkatkan pencatatan penjualan. Optimisme ini tercermin dari kebutuhan perumahan yang masih tinggi sesuai data dari Kementerian PUPR, yaitu backlog perumahan sebesar 12,75 juta yang didominasi oleh 47% generasi milenial. 

 

“Hal ini membuat pasar properti Indonesia masih pada situasi sunrise yang akan terus tumbuh khususnya untuk segmen pasar end user. Melihat hal ini, dengan penuh inovasi dan antisipasi, kami yakin dapat mencetak penjualan sebesar Rp 40,29 Miliar pada tahun 2023. Selain itu kami juga sedang mengkaji pengembangan beberapa proyek potensial untuk meningkatkan penjualan,” tutup Sjafardamsah.