EmitenNews.com — Hubungan keluarga antara Komisaris Utama PT GOTO Gojek Tokopedia Tbk, Garibaldi Thohir dan Menteri BUMN, Erick Thohir kembali menjadi sorotan setelah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) mengakui potensi rugi investasi senilai Rp881 miliar dari GOTO.


Menurut pengamanat Pasar Modal, Yanuar Rizky bahwa transaksi investasi TLKM melalui Telkomsel senilai Rp6,4 triliun pada GOTO tergolong transaksi afiliasi.


“Suka atau tidak suka, menteri BUMN (EricK Thohir) sebagai pengendali TLKM yang mengendalikan Telkomsel, memiliki hubungan afiliasi dengan Komut GOTO (Garibaldi Thohir),” ungkap dia dalam media sosialnya akhir pekan lalu. 


Ia mengingatkan, setiap aksi korporasi material di Telkomsel, adalah objek hukum tata kelola Telkom, baik dari aspek perusahaan publik dan juga BUMN, maka setipa Rp 1 di Telkomsel jadi angka yang memengaruhi langsung laporan keuangan TLKM


“ Ada UU Pasar Modal dan UU Tipikor yang mengawangi Telkom, BUMN yang juga Perusahaan Publik,” ingat dia.


Terlebih dia mengingatkan investasi Telkomsel pada GOTO menyerang Obligasi Konversi tanpa bunga, dan menukarnya menjadi saham atau dengan kata lain backdoor, sebelum proses IPO.


“Lalu, pemegang saham awal (founder) tidak ada yang diuntungkan kah dengan melepas portopel sahamnya ke harga Telkomsel ini?,” tanya dia.


Dalam laporan keuangan kuartal I 2022 TLKM di jelaskan pada tanggal 16 November 2020, Telkomsel mengadakan perjanjian dengan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau GOJEK untuk investasi dalam bentuk Obligasi Konversi tanpa bunga sebesar USD150 juta atau seteran Rp2,116 triliun yang t akan jatuh tempo pada tanggal 16 November 2023.


Ditambah Opsi beli saham preferen memberikan hak kepada Telkomsel untuk membeli tambahan saham preferen dari AKAB sebesar USD300 juta dan dapat dieksekusi dalam waktu 12 bulan setelah tanggal efektif pada harga USD5.049 per saham atau setera Rp71,81 juta persaham.


Pada 17 Mei 2021, GOJEK dan PT Tokopedia bergabung menjadi GOTO.Pengabungan ini membuat Telkomsel melaksanakan obligasi konversi.


Berdasarkan perjanjian Oblogasi Konversi, GOTO akan membayar total jumlah konversi kepada Telkomsel, dan setelah menerima jumlah konversi tersebut, Telkomsel harus segera membayar jumlah konversi kepada GOTO sesuai dengan Perjanjian Pemesanan Saham.


Pada tanggal 18 Mei 2021, Telkomsel telah menandatangani Perjanjian Pembelian Saham untuk memesan 29.708 lembar saham konversi atau sebesar USD150 juta atau setera Rp2,11 triliun dan 59.417 lembar saham tambahan dari opsi pembelian saham atau senilai USD300 juta atau setara dengan Rp4, 29 triliun.


Berdasarkan perubahan akta pada tanggal 19 Oktober 2021, GoTo melakukan stock split dan mengubah jumlah kepemilikan saham Telkomsel dari 89.125 lembar saham menjadi 23.722.133.875 lembar saham.


Per tanggal 31 Maret 2022, Telkomsel menilai nilai wajar investasi di GoTo dengan menggunakan nilai penawaran saham GoTo pada saat IPO sebesar Rp338 per saham.


“Jumlah kerugian yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar investasi Telkomsel pada GoTo pada tanggal 31 Maret 2022 adalah sebesar Rp881 miliar disajikan sebagai kerugian yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar atas investasi,”tulis manajemen TLKM.


Namun dalam keterangan TLKM tentang investasi Telkomsel pada GOTO yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia 25 Mei 2021 ditegaskan bukan transaksi afiliasi.


“Tidak terdapat hubungan Afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Peraturan OJK No. 42/POJK.04/2020 tentang Transaksi Afiliasi dan Transaksi Benturan Kepentingan antara Telkomsel dan Gojek,” Tulis manajemen TLKM.