EmitenNews.com - Manajemen Bukalapak.com (BUKA) terpaksa menelan pil pahit. Itu menyusul hajatan  Management and Employee Stock Option Program (MESOP) bertepuk sebelah tangan. MESOP senilai Rp3,96 triliun itu, berakhir tragis. 


Nihil transaksi. Tidak ada karyawan dan pentolan perusahaan yang tertarik untuk menyerap. Efeknya, jumlah hak opsi yang dikonversi maksimum 5.060.345.150 lembar atau 5,06 miliar lembar jauh panggang dari api. Periode pelaksanaan MESOP tahap I tahun 2021 pada 15 November 2021 hingga 24 Desember 2021.  


Kala itu, banderol saham MESOP ditaruh di atas harga pasar. Di mana, perusahaan menetapkan harga pelaksanaan Rp783 per lembar. Pada 8 November 2021, harga saham Bukalapak berada di kisaran Rp675 per saham. Lebih para saat ini, Selasa (11/1) harga saham Bukalapak bertengger di k?saran Rp452 per lembar.


Bukalapak berdalih tidak terdapat peserta MESOP melaksanakan opsi karena belum terdapat opsi telah vested pada periode pelaksanaan. Jadwal periode pelaksanaan pertama pada 2021 dibuat untuk memenuhi ketentuan peraturan berlaku. Di mana, emiten dapat menetapkan maksimal dua periode pelaksanaan dalam satu tahun, yang diimplementasikan perseroan sejak tahun, di mana persetujuan pra-pencatatan diberikan dan berlaku juga untuk tahun yang akan datang sesuai persetujuan prapencatatan, dan ketentuan berlaku.


Pelaksanaan program opsi saham manajemen, dan karyawan Bukalapak akan dilaksanakan sesuai dengan tanggal vesting disepakati antara peserta, dan perseroan. ”Tidak terdapat dampak terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan,” tutur Perdana A. Saputro, Corporate Secretary Bukalapak, Senin (10/1). 


Sekadar informasi, Bukalapak bakal menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu, 16 Februari 2022 mendatang. Pada agenda itu, Willix Halim akan resmi ditahbiskan sebagai Direktur Utama Bukalapak. Lalu, Howard Nugraha Gani dan Victor Putra Lesmana sebagai anggota baru direksi perseroan. 


Dengan begitu, akan ada lima orang menjabat sebagai direktur bersama Teddy Nuryanto Oetomo, dan Natalia Firmansyah. Sepeninggal Rachmat Kaimuddin dari jabatan direktur utama, Bukalapak menunjuk Willix Halim sebagai CEO ad interim. (*)