EmitenNews.com—PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) melalui entitas langsung PT Vidio Dot Com makin agresif mengembangkan platform vidio dengan mengembangkan sisi konten dan teknologi. SCMA melalui Vidio fokus mengembangkan dan menayangkan konten untuk Vidio, melalui platform Over The Top (OTT).

 

"Vidio Originals memiliki performa yang memecahkan rekor dengan adaptasi IP populer dan genre baru yang berbeda," ujar Direktur Utama PT Surya Citra Media Tbk, Sutanto Hartono saat paparan publik perseroan, Rabu (29/6/2022).

 

Sutanto menuturkan, untuk mengembangkan konten membutuhkan dana tidak sedikit. Salah satunya konten olahraga. Perseroan telah mendapatkan hak eksklusif untuk menayangkan World Cup dan EPL di semua platform. Perseroan mendapatkan hak eksklusif FIFA World Cup 2022 di Qatar dan FIFA U20 World Cup 2023 di Indonesia. Kemudian EPL untuk musim 2022/2023, 2023/2024, dan 2024/2025.

 

"Jadi kalau bicara Vidio, digital platform membutuhkan beberapa kebutuhan untuk pengembangan usaha konten. Konten tak murah. Di sini sudah announce, kita ingin agresif terutama ambil rights (hak eksklusif-red) English Premier League (EPL) mulai season ini hingga tiga season ke depan. World Cup membutuhkan dana tak sedikit," ujar dia.

 

Maka dari itu, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 300 miliar hingga Rp 350 miliar di tahun ini. Anggaran belanja modal SCMA tahun ini meningkat sekitar 75% dari realisasi belanja modal tahun buku 2021 yang senilai Rp 200 miliar.

 

"Capex ini terutama untuk pengembangan dua hal. Yakni, fasilitas produksi konten. Serta, infrastruktur yang dibutuhkan untuk migrasi ke digital," ujar Sutanto.

 

Seperti diketahui, pemerintah menargetkan program migrasi penyiaran televisi analog ke digital melalui Analog-Switch-Off (ASO) paling lambat 2 November 2022 sesuai amanat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

 

Hal ini akan mengharuskan seluruh televisi untuk mempersiapkan platform digital dan SCMA sendiri sudah lebih dulu menyiapkan hal tersebut. Dari 49 area berizin, saat ini SCMA mencatat 44 area sudah beroperasional secara digital sejak ASO fase 1 dan 2. Dan lima lainnya masih menunggu alokasi frekuensi pada tahap 3 ASO.

 

"Nah ini membutuhkan dana yang cukup besar untuk pengembangannya, tetapi ini adalah program yang memang sudah dicanangkan dan kami dukung program dari pemerintah tersebut," tandas Sutanto.