EmitenNews.com—Minat perusahan menggalang dana melalui penerbitan surat utang atau obligasi pada tahun ini tergolong tinggi. Hal itu terlihat dari data Pefindo dalam semester I 2021 telah terbit obligasi dengan total nilai Rp72,73 triliun atau naik  67,4  persen dibandingkan semester 1 2021 yang tercatat Rp40,36 triliun.

 

Menurut analis Pefindo, Niken Indriarsih menyampaikan, sampai dengan 30 Juni 2022 masih memiliki 50 mandat pemeringkatan efek bersifat utang yang belum diterbitkan senilai Rp64,647 triliun.

 

“Total nilai surat utang yang akan segera terbit yang diperingkat Pefindo saja mencapai Rp64,647 triliun,” kata dia dalam paparan media.

 

Masih menurut dia, perbankan masih memegang rekor terbesar dari sisi nilainya. Rincinnya, 4 bank dengan total nilai Rp9, 14 triliun. Disusul 4 perusahaan  induk senilai Rp8,676 triliun.kemudian, 3 perusahaan pembiayaan dengan incaran dana Rp6,9 triliun. Berikutnya, 3 perusahaan bubur kertas dan tisue senilai Rp5,8 triliun. Selanjutnya, 6 perusahaan properti senilai Rp4,1 triliun.

 

Jika nilai tersebut diterbitkan dalam rentang waktu semester I 2022 ini maka paling tidak total nilai penerbitan surat utang tahun 2022 mencapai Rp137,3 triliun atau tumbuh 29 persen dibandingkan penerbitan obligasi tahun 2021 senilai Rp106 triliun.

 

Pemulihan di industri multifinance yang secara perlahan terlihat tampaknya memberi pengaruh pada penilaian rating dari lembaga pemeringkat, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Sebab, mayoritas peringkat perusahaan multifinance yang jadi portofolio Pefindo memiliki rating di atas A.

 

Melihat data Pefindo per 14 Juli 2022, setidaknya ada 22 multifinance yang memiliki rating di atas A dari total keseluruhan sebanyak 26 multifinance yang dipublikasikan. Untuk rinciannya, ada 10 multifinance yang kantongi rating AAA, 5 multifinance dengan rating AA, dan menyusul ada 7 multifinance yang memiliki rating A.

 

Pada periode kuartal II, Pefindo juga telah menaikkan peringkat beberapa multifinance. Beberapa diantaranya adalah PT Mandiri Tunas Finance dan PT Bussan Auto Finance yang awalnya memiliki rating AA berubah menjadi AAA.

 

Analis Divisi Pemeringkatan Jasa Keuangan Pefindo Danan Dito pun mengatakan bahwa kenaikan peringkat tersebut dipengaruhi oleh dukungan induk dari perusahaan tersebut ditambah sinergi bisnis yang terjadi dalam grup mereka.