EmitenNews.com - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memprediksi perekonomian nasional dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bertahan di tengah ancaman inflasi yang melambung serta rezim pengetatan moneter yang mengarah pada tren penaikan suku bunga global.

 

Hariyanto Wijaya, Head of Research Mirae Asset Sekuritas, mengatakan perekonomian nasional dan pasar saham masih akan bertahan di tengah kenaikan inflasi dan penaikan suku bunga oleh bank sentral negara-negara di dunia.

 

“Karena itu juga, Tim Riset Mirae Asset Sekuritas memasukkan saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) ke stock picks saham Juli dengan prediksi IHSG pada akhir tahun pada 7.400,” ujarnya dalam acara Media Day: July by Mirae Asset Sekuritas, 12 Juli 2022.

 

Dia mengatakan 7.400 adalah skenario dasar IHSG (base scenario), di mana skenario optimistis (bullish scenario) untuk IHSG hingga akhir tahun adalah 7.800 dan skenario pesimistis (bear scenario) adalah 6.100.

 

Menurut dia, ekonomi Indonesia akan mampu bertahan di tengah guncangan ekonomi global karena fundamental Indonesia masih sangat baik sehingga IHSG tidak akan banyak terbebani oleh koreksi pasar saham AS yang sedang dalam tren koreksi (bearish).

 

Selain ICBP dan UNVR, dalam stock pick Hariyanto dan Tim Riset Mirae Asset Sekuritas terdapat PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT United Tractor Tbk (UNTR), PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR), dan PT Indofood Sukses Makmur (INDF).

 

Pada kesempatan yang sama, Ekonom Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto menilai suku bunga bank-bank sentral di dunia akan terpacu oleh aksi bank sentral AS yaitu The Federal Reserve (The Fed) yang sudah menaikkan suku bunga acuannya yaitu Fed Fund Rate (FFR) sebanyak tiga kali. Sepanjang tahun, The Fed sudah menaikkan FFR sebanyak 150 basis poin (bps).

 

“Tahun ini, kami memprediksi suku bunga FFR akan dinaikkan hingga 3,4%, sejalan dengan prediksi pelaku pasar global. Selain itu, tahun depan kami prediksi akan ada resesi di AS sebagai dampak dari pengetatan moneternya tahun ini. Di Indonesia, perekonomiannya masih masih akan ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi.”

 

Juan Harahap, Research Analyst Mirae Asset Sekuritas, menilai dengan tren laju inflasi yang bertambah cepat serta usaha bank sentral untuk meredamnya dengan menekan suku bunga sudah berdampak pada nilai tukar rupiah. Tekanan rupiah tersebut, tuturnya, tentunya akan menguntungkan bagi perusahaan berorientasi ekspor, terutama eksportir batu bara.