Penguatan IHSG akan ditopang lonjakan harga komoditas sebagai imbas sanksi yang diterima Rusia dan musim laporan keuangan tahun 2021 yang akan mencapai puncaknya pada bulan ini.

 

“Untuk bulan Maret, kami mempertahankan rekomendasi kami di 2 sektor, yaitu perbankan dan pertambangan batu bara. Kami juga menambahkan 2 sektor lain, yaitu pertambangan logam dan perkebunan. Dengan emiten pilihan BBCA, BBRI, BMRI, BBNI, ITMG, PTBA, ADRO, ADMR, ANTM, INCO, AALI dan LSIP,” demikian ulasan Martha Christina, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia.

 

Penguatan harga komoditas terutama batu bara, nikel dan CPO membuat sahamnya menarik untuk dicermati, karena menjanjikan kinerja yang bagus di kuartal pertama tahun ini. Sementara itu, saham perbankan akan tetap menjadi penopang IHSG, didukung ekspektasi penyaluran kredit serta raihan laba yang tetap bertumbuh di tahun ini.

 

Di tahun 2021, IHSG berhasil menguat 10% year-on-year (yoy) dan ditutup di level 6581. Berdasarkan Research Report Mirae Asset Sekuritas Indonesia yang dipublikasikan pada Desember 2021, target IHSG di akhir tahun 2022 di level 7600, yang artinya ada potensi penaikan 15,5% secara tahunan. Target IHSG berdasarkan asumsi pertumbuhan laba bersih sebesar 18% yoy untuk tahun 2022 dan 10% yoy untuk tahun 2023.