EmitenNews.com - Modernisasi pembangkit panas bumi Wayang Windu menjadi katalis positif bagi PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN). Melalui anak usahanya, Star Energy Geothermal (SEG), perseroan menggandeng perusahaan teknologi global ABB untuk meningkatkan keandalan dan efisiensi operasional fasilitas panas bumi strategis tersebut di Jawa Barat.

Wayang Windu merupakan salah satu tulang punggung pasokan listrik nasional yang terhubung ke jaringan Jawa-Madura-Bali (Jamali). Pembangkit ini memiliki kapasitas terpasang 230,5 MW dan berkontribusi signifikan terhadap total produksi panas bumi SEG sebesar 910 MW di Jawa Barat. Pada 2025, fasilitas ini akan dioperasikan dengan tiga unit, seiring pengembangan Unit 3 yang saat ini sedang berlangsung.

ABB telah menyelesaikan modernisasi sistem kontrol terdistribusi (Distributed Control System/DCS) pada Unit 1 dan Unit 2 dengan mengimplementasikan ABB Ability Symphony Plus DCS. Teknologi ini memungkinkan pengelolaan operasi pembangkit yang lebih stabil, andal, dan adaptif terhadap kebutuhan variabel khas pembangkit panas bumi, tanpa memerlukan peningkatan infrastruktur besar.

Hasil modernisasi tersebut berdampak langsung pada peningkatan stabilitas sistem, penurunan downtime, serta efisiensi biaya operasional. Desain modular Symphony Plus juga memberikan fleksibilitas bagi SEG untuk melakukan ekspansi kapasitas di masa depan, termasuk integrasi Unit 3 yang telah menggunakan sistem DCS generasi terbaru dari ABB.

Selain itu, ABB juga meningkatkan sistem Human Machine Interface (HMI) pada Unit 1 dan 2, dengan menggantikan platform legacy ke sistem Symphony Plus yang lebih canggih. Langkah ini memperkuat kontrol operasional sekaligus mendukung keberlanjutan jangka panjang aset panas bumi SEG.

Group CEO Star Energy Geothermal, Hendra Soetjipto Tan, menegaskan bahwa kolaborasi dengan ABB menjadi bagian penting dari strategi transisi energi perusahaan. “Didukung pengalaman puluhan tahun, kami berkomitmen mengoptimalkan potensi panas bumi Indonesia. Kemitraan dengan ABB mempercepat langkah kami menuju masa depan energi rendah karbon,” ujarnya.

Presiden Energy Industries Asia ABB, Anders Maltesen, menyatakan bahwa teknologi otomasi menjadi kunci dalam menjadikan panas bumi sebagai sumber energi yang andal dan dapat terus dikembangkan. “Kami berkomitmen membantu industri meningkatkan keandalan dan efisiensi sekaligus mendukung transisi energi,” katanya.

Dari perspektif pasar modal, langkah modernisasi ini memperkuat fundamental BREN sebagai emiten energi terbarukan terintegrasi dengan portofolio panas bumi berskala besar. Indonesia sendiri memiliki sekitar 40% cadangan panas bumi dunia, namun baru memanfaatkan sekitar 10% dari potensi 24.000 MW.

Pemerintah menargetkan kapasitas panas bumi nasional mencapai 7.200 MW pada 2025. Sejalan dengan itu, riset Asia Pacific Energy Transition Readiness Index 2025 menunjukkan 87% perusahaan di Indonesia memproyeksikan penggunaan energi terbarukan meningkat lebih dari 20% dalam lima tahun ke depan, dengan panas bumi menjadi salah satu pilar utama.

Wayang Windu, yang beroperasi di bawah Kontrak Operasi Bersama dengan PT Pertamina Geothermal Energy hingga 2039, memiliki hak pengembangan hingga 400 MW berdasarkan perjanjian jual beli listrik dengan PGE dan PLN. Dengan tingkat ketersediaan listrik historis di atas 98%, aset ini dinilai menjadi kontributor utama pendapatan dan arus kas jangka panjang BREN.