“Kalau saya tidak mengeluarkan SBN, Anda yang punya tabungan nanti bingung menaruh uang di mana,” ungkapnya (3/2/2023). 

 

Menurut Sri Mulyani, saat ini masyarakat Indonesia semakin melek investasi, sehingga ingin terus memborong SBN Ritel. Bahkan akibat tingginya animo, investor terpaksa harus melakukan war pemesanan di beberapa seri penerbitan SBN Ritel. Karena itulah, Sri Mulyani mengerek target penerbitan SBN Ritel dari realisasi Rp107 triliun di 2022 jadi Rp150 triliun tahun ini.

 

ORI023 ditawarkan pada 30 Juni hingga 20 Juli 2023 atau dalam 21 hari masa penawaran. ORI023 terbit dalam 2 tenor investasi, yakni tenor 3 tahun atau ORI023-T3 dan tenor 6 tahun atau ORI023-T6. Tenor investasi 6 tahun ini merupakan tenor terpanjang dan pertama kali dalam penerbitan SBN Ritel. 

 

ORI023 menawarkan kupon atau imbal hasil tetap 5,9% per tahun untuk tenor 3 tahun atau ORI023T3 dan kupon 6,1% per tahun untuk ORI023 tenor 6 tahun atau ORI023T6. Dengan imbal hasil itu, ORI023 jauh lebih menarik dari bunga deposito perbankan. 

 

Data statistik perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, rata-rata suku bunga atau bagi hasil deposito rupiah berjangka di atas 1 tahun di level 4,97% pada April 2023. Bunga deposito masih dipotong pajak 20%, sehingga rata-rata bunga bersih deposito setelah dipotong pajak jadi 3,976%. 

 

Adapun kupon ORI023 hanya dipotong pajak 10%. Sehingga, setelah dipotong pajak, imbal hasil bersih ORI023 tenor 3 tahun masih 5,31% dan ORI023 tenor 6 tahun masih 5,49%, jauh lebih menarik dari bunga bersih deposito.

 

Melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan kembali, kini Sri Mulyani kembali menawarkan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel terbaru, yakni Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI023. 

 

Dari SBN Ritel seri keempat di 2023 ini, Sri Mulyani memasang target awal penerbitan Rp20 triliun. Target itu masing-masing Rp10 triliun dari ORI023 tenor 3 tahun atau ORI023T3 dan ORI023 tenor 6 tahun atau ORI023T6.