EmitenNews.com -Perbaikan lingkungan bisnis pada tahun ini telah mendorong PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) untuk kembali mematok target pra-penjualan ( marketing sales ) di 2023 sebesar Rp5 triliun. Pada tahun lalu, realisasi  marketing sales  Summarecon senilai Rp4,9 triliun.

 

"Melalui beragam kebijakan dan pertimbangan kepentingan bisnis, perseroan mempertahankan target pra-penjualan sebesar Rp5 triliun untuk Tahun Buku 2023," kata Presiden Direktur SMRA, Adrianto P Adhi saat pelaksanaan Public Expose di Jakarta, Kamis (15/6).

 

Dia menyampaikan, pada tahun ini, Bank Dunia memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi dunia akan melambat, karena risiko resesi global yang diakibatkan oleh tekanan inflasi, kenaikan suku bunga, krisis energi, dan ketegangan geopolitik.

 

Kendati demikian, kata Adrianto, SMRA akan terus melakukan konsolidasi serta memperkuat dan mengembangkan kompetensi, agar mampu memanfaatkan kebangkitan industri properti pasca pandemi Covid-19.

 

Dia berharap, pemerintah bisa menghasilkan sejumlah kebijakan yang mendukung pertumbuhan industri properti. Berdasarkan kajian dari Kadin Indonesia bersama Universitas Indonesia, saat ini industri properti memberi kontribusi 14,63 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

 

Adrianto berpendapat, perbaikan lingkungan bisnis juga sudah menjadi faktor utama pendorong kinerja keuangan perseroan di sepanjang 2022. Hal ini tercermin dari pendapatan tahun lalu mencapai Rp5,72 triliun atau bertumbuh 2,69 persen (y-o-y).

 

Pada tahun lalu, kata dia, SMRA berhasil mendapatkan peningkatan laba bersih sebesar 40 persen dari Rp550 miliar menjadi Rp772 miliar.

 

Pada April 2022, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan peringkat idA+ (Single A Plus) kepada SMRA sebagai perusahaan maupun Obligasi Berkelanjutan III dan Obligasi Berkelanjutan IV yang diterbitkan oleh SMRA.

 

Adrianto mengatakan, peringkat tersebut mencerminkan posisi bisnis perseroan yang kuat di industri properti, kualitas aset yang baik dan pendapatan berulang yang memadai. "Kondisi pandemi yang semakin terkendali turut memicu akselerasi perseroan. Unit usaha Investment Property mencatat pertumbuhan yang tinggi di sepanjang 2022," imbuhnya.