EmitenNews.com - PT Maybank Indonesia Tbk (BNII) mencatat peningkatan transaksi secara digital pada Desember 2021 lalu. Transaksi yang dilakukan nasabah melalui M2U ID yang terdiri dari aplikasi (App) dan internet banking (Web) untuk nasabah perorangan, serta layanan M2E untuk nasabah korporasi.


Presiden Direktur BNII, Taswin Zakaria mengatakan peningkatan transaksi finansial melalui M2U ID (App dan Web) naik sebesar 11,2 persen menjadi lebih dari 15 juta transaksi pada Desember 2021 dari 14 juta transaksi pada tahun sebelumnya. Transaksi ini telah berkontribusi bagi peningkatan pendanaan yang tumbuh sebesar 38,9 persen menjadi Rp4,71 triliun.


"Naiknya transaksi digital ini juga menopang peningkatan pendapatan Bank sebesar 24,6 persen menjadi Rp193 miliar pada Desember 2021," ujar Taswin dalam keterangannya, Senin (21/2).


Sementara itu transaksi finansial melalui M2E melesat 230,3 persen menjadi lebih dari 3 juta transaksi pada Desember 2021 dengan lebih dari 11 ribu nasabah korporasi yang kini menggunakan layanan tersebut. Nilai transaksi M2E pada tahun 2021 melonjak 399,2 persen menjadi sebesar Rp582,69 triliun, dibandingkan tahun sebelumnya.


"Transaksi ini juga menyumbang fee based income yang naik sebesar 189,9 persen menjadi Rp8 miliar pada Desember 2021," ucapnya.


Sedangkan untuk unit kerja syariah PT Maybank Indonesia Tbk (BNII) per Desember 2021 menorehkan Kinerja yang positif. Tercatat laba sebelum pajak (PBT) Unit Usaha Syariah (UUS) tumbuh pesat sebesar 52,8 persen menjadi Rp450 miliar pada Desember 2021 dari Rp295 miliar pada tahun sebelumnya.


Taswin Zakaria, menambahkan pencapaian kinerja positif tersebut ditopang oleh keberhasilan perusahaan dalam menerapkan strategi Shariah First. Strategi ini mengedepankan solusi keuangan syariah dengan menggunakan pendekatan leveraged model.


"Di dalam memasarkan solusi keuangan syariah, kami mendayagunakan seluruh sumber daya dan jaringannya," ujar Taswin.


Adapun total simpanan nasabah di UUS naik 13,1 persen menjadi Rp31,04 triliun dari Rp27,44 triliun pada tahun sebelumnya. Hal ini didukung oleh CASA (Current Account Saving Account) yang tumbuh 69,9 persen menjadi Rp11,70 triliun pada Desember 2021 dari Rp6,89 triliun pada tahun sebelumnya.


"Peningkatan ini juga didukung oleh fokus berkelanjutan kami untuk meningkatkan pendanaan yang lebih efisien," ulasnya.


Sementara itu total aset UUS perseroan naik 11,2 persen menjadi Rp39,22 triliun pada Desember 2021 dari Rp35,26 triliun pada December 2020. Financing-to-Deposit Ratio (FDR) tercatat sebesar 82,44 persen, sementara Non-Performing Financing (NPF) tercatat sebesar 3,73 persen (gross) pada Desember 2021.