EmitenNews.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada pembukaan perdagangan Kamis menguat tipis setelah rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih rendah dari perkiraan.
Kurs rupiah pada Kamis pagi dibuka naik 51 poin atau 0,35 persen ke posisi Rp14.813 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnyam, Rp14.864 per dolar AS.
"Rilis data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan mengindikasikan melemahnya permintaan domestik AS akibat kebijakan suku bunga yang hawkish dari The Fed," kata analis Bank Woori Saudara Rully Nova di Jakarta, Kamis.
Rully mengatakan dengan melihat fenomena ekonomi AS saat ini maka ke depan Bank Sentral AS atau The Fed diperkirakan akan merencanakan jadwal penurunan suku bunganya secara bertahap.
Indeks harga konsumen (IHK) AS untuk Maret mencatat kenaikan 0,1 persen bulan ke bulan, lebih rendah dari perkiraan konsensus pasar sebesar 0,3 persen dan ekspansi 0,4 persen pada bulan sebelumnya, menurut data yang dikeluarkan pada Rabu (12/4) pagi.
Dalam 12 bulan hingga Maret, IHK meningkat 5,0 persen, kenaikan tahun-ke-tahun terkecil sejak Mei 2021. IHK naik 6,0 persen secara tahun-ke-tahun pada Februari.
Rully memproyeksikan rupiah bergerak pada kisaran Rp14.890 per dolar AS sampai dengan Rp14.950 per dolar AS.(*)
Related News
Kerja Sama BPR Dana Pensiun, Taspen Tingkatkan Layanan Peserta
PEFINDO dan S&P Menggelar Seminar Annual Indonesia Credit Spotlight
Musrenbangnas 2024, Pemprov Kepri Usulkan Enam Proyek Strategis
Inabuyer 2024, Menkop UKM Terus Perkuat Rantai Pasok UMKM
Utang Luar Negeri Indonesia Berkurang USD4,7 Miliar di Triwulan I 2024
Masih Fluktuatif, Harga Emas Antam Hari ini Naik Rp8.000 per Gram