Negosiasi Bom Waktu Utang Whoosh dengan China, Danantara Mau Reformasi

Ilustrasi kereta cepat Whoosh. Dok. Tribratapolrinews.
EmitenNews.com - Penyelesaian utang Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) Jakarta-Bandung masih dalam tahap negosiasi. Jika tidak membuahkan hasil maksimal, utang menggunung yang digambarkan sebagai bom waktu itu, bakal meledak. Kini Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) masih bernegosiasi dengan China untuk mencari solusi penyelesaian utang Whoosh itu.
Kepada wartawan di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (8/10/2025), Chief Executive Officer BPI Danantara, Rosan Perkasa Roeslani mengemukakan, negosiasi dilakukan tidak hanya restrukturisasi, melainkan juga reformasi.
"Kita mau melakukan reformasi secara komprehensif. Secara keseluruhan. Jadi, begitu kita restrukturisasi, ke depannya tidak akan terjadi lagi hal-hal seperti ini, seperti kemungkinan default dan yang lain-lainnya," ungkap CEO Danantara, Rosan Roeslani.
Satu hal, Rosan memastikan Danantara tidak akan mengambil alih restrukturisasi utang KCIC ini. Namun, menteri investasi itu tak menyebut pasti skema penyelesaian lantaran masih dalam proses perundingan.
"Ini masih berjalan dengan pihak China, jadi nggak elok juga saya sudah bicara di sini, di sana nanti belum ada kesepakatan. Biar ini kita selesaikan dulu," katanya.
Seperti diketahui, pembangunan proyek KCIC dilakukan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI melalui anak usahanya PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). PSBI masuk konsorsium proyek tersebut dengan memegang 60%, sedangkan 40% sisanya dipegang oleh perusahaan asal China, yakni Beijing Yawan HSR Co. Ltd.
Pelaksanaan megaproyek ini mendapatkan pinjaman dari China Development Bank (CDB) untuk menutup cost overrun atau bengkak proyek Kereta Cepat sebesar Rp6,98 triliun atau hampir Rp7 triliun.
Pada semester I tahun 20225, KCIC menelan kerugian hingga Rp1,6 triliun. Sedangkan total penyerapan kerugian KAI di paruh pertama tahun ini mencapai Rp1,424 triliun, semester I tahun 2024 mencatat kerugian Rp2,377 triliun.
Ketua Komisi VI DPR RI, Anggia Ermarini, menilai KAI mestinya memiliki capaian laba yang lebih tinggi jika tidak dibebankan oleh utang KCIC.
"Kereta Api sebenarnya, KAI sebenarnya bisa laba. Tetapi, karena punya Whoosh (KCIC) jadi, akhirnya defisit," kata Anggia Ermarini Dalam rapat bersama PT KAI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/8/2025).
Sebelumnya, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, Bobby Rasyidin, menyebut utang dan kerugian PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) dapat menjadi bom waktu bagi perseroan.
Bobby Rasyidin mengungkapkan bom waktu utang KCIC yang menjadi beban KAI itu, dalam rapat perdananya bersama Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Sepanjang semester I 2025 KCIC menelan kerugian hingga Rp1,6 triliun. Pada periode yang sama, KAI mencatat total penyerapan kerugian mencapai Rp1,424 triliun. Namun menyusut dibanding semester I tahun sebelumnya, yakni Rp 2,377 triliun.
Dirut Bobby menjelaskan pihaknya akan mendalami persoalan beban keuangan KCIC. Ia memastikan dapat memahami permasalahan-permasalahan KAI dalam satu minggu, termasuk KCIC. Kemudian ia menyebut akan segera berkoordinasi dengan Danantara.
"Kami yakin dalam satu minggu ke depan, kami bisa memahami semua kendala, dan permasalahan yang ada di dalam KAI ini. Terutama kami dalami juga masalah KCIC yang seperti yang disampaikan tadi, memang ini bom waktu," ungkap Bobby dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/8/2025).
Dalam rapat itu, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade meminta KAI berkoordinasi dengan BPI Danantara mengenai persoalan KCIC. Pasalnya, Danantara telah menyusun solusi penyelesaian KCIC dalam RKAP 2025.
Sejak awal pembangunan proyek kereta api cepat itu, sudah menimbulkan polemik ramai. Apalagi karena pembiayaannya membengkak, di luar dari kesepakatan awal. Masalah menjadi makin ruwet, karena ternyata juga pendanaannya menggunakan APBN, bukan murni proyek swasta. ***
Related News

Menkeu Siap Guyur Dana SAL ke Bank Daerah, Prioritas Jakarta dan Jatim

Harga Bitcoin Capai Rp2,1 Miliar, Volume Transaksi Indodax Rp1 Triliun

Dilantik Jadi Ketua LPS, Anggito Abimanyu Perkenalkan Program AKSARA

Presiden Lantik Dony Oskaria Pimpin BP BUMN, Cek Uraian Tugasnya

Kemenkes Kebut Penerbitan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi Dapur MBG

Pemerintah Tangguk Rp28T dari Lelang SUN, Selasa