EmitenNews.com—Operasi yang kuat menjadi pendukung hasil keuangan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS). Pada 9M22, SSMS terus menampilkan operasi yang kuat. Minyak sawit mentah (CPO) yang berhasil di produksi mencapai 391.685MT (+15,0% YoY), yang dihasilkan dari tingkat ekstraksi minyak (OER) sebesar 23%. 

 

Dengan larangan ekspor sudah di cabut, volume penjualan CPO secara bertahap pulih 332.978MT (-3,0% YoY). Total pendapatan untuk 9M22 adalah IDR5.1 triliun (USD327,1 juta), didukung oleh ASP yang naik 40,2% YoY menjadi Rp13.041/MT. Alhasil, SSMS mampu membukukan laba bersih sebesar Rp1,6tn (+51,1% YoY). Karena peningkatan pupuk dan bahan bakar biaya tunai, biaya tunai naik 11,5% YoY menjadi US$321/MT di 9M22.

 

Merujuk pada data hasil riset dari Yuanta Sekuritas yang di kutip oleh EmitenNews.com, Kamis (12/1/2023), manajemen SSMS memperkirakan harga CPO rata-rata USD800/MT pada FY2023, yang masih akan memberikan margin yang layak meskipun ada tekanan biaya.

 

Refinancing obligasi ke pinjaman bank. SSMS telah menghentikan sebagian darinya USD300 juta lebih awal dan beralih ke fasilitas pinjaman bank sindikasi sebesar Rp4,3 triliun. Strategi ini adalah untuk membiayai kembali obligasi yang jatuh tempo Jan FY2023 dengan fasilitas yang lebih panjang. SSMS menarik IDR3,5 triliun pada Juli 2022 untuk membeli kembali sebagian obligasinya dengan harga 90%. Fasilitas ini membawa tingkat bunga 9% dengan jatuh tempo pada FY2030 dan disediakan oleh campuran enam bank lokal dan regional. 

 

Pada Sep 2022, SSMS memiliki neraca yang sehat dengan rasio utang bersih sebesar 107% dan ICR 5,4x. SSMS telah mengindikasikan akan mempertahankannya tingkat utang dengan kemungkinan pembagian dividen dari kelebihan kas panduan pembayaran diungkapkan pada +50% untuk FY2022.

 

Dalam risetnya itu, Yuanta Sekuritas menulis bahwa rencana bisnis FY2023. SSMS mengincar peningkatan produksi sebesar 10% di FY2023 karena peningkatan produksi buah segar tandan (TBS). Peningkatan produksi industri akan memiliki dampak netral pada harga karena pemulihan permintaan diharapkan, terutama dari China dengan dibukanya kembali perekonomiannya.

 

Untuk menyokong bisnisnya, SSMS mengalokasikan Capex sebesar Rp500-600 miliar pada FY2023, yang meliputi kemungkinan proyek biomassa hijau atau biogas yang akan dibiayai oleh SSMS mencari pinjaman hijau. Apalagi SSMS tidak melihat apapun tekanan lebih lanjut dari ketersediaan pupuk. SSMS berencana untuk beralih untuk pupuk majemuk dari tunggal. Pergantian ini diharapkan mengurangi jam kerja tanpa mempengaruhi hasil.

 

Yuanta Sekuritas merekomendasikan beli untuk saham SSMS di harga 1.440 dengan target penguatan sekitar 19,4 persen untuk tahun 2023 ke harga 1.720 per saham.

 

Alasan rekomendasi itu terutama karena operasi yang baik. SSMS ditampilkan matriks operasional yang baik di FY2022 dan indikasi kuat pertumbuhan produksi sebesar 10% pada FY2023. Kami mengharapkan harga CPO dengan rata-rata sekitar MYR3.800 (US$862)/ton pada FY2023, yang akan menghasilkan arus kas yang kuat. SSMS telah ditetapkan capex pada level untuk menciptakan operasi dan produktivitas yang berkelanjutan.