EmitenNews.com—PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) atau Moratelindo penyedia infrastruktur dan jaringan telekomunikasi salah satu yang terbesar di Indonesia, pada hari ini telah resmi mencatatkan sahamnya untuk diperdagangkan di Papan Utama Bursa Efek Indonesia (“BEI”) dengan kode saham MORA. 

 

Pagi ini, saham MORA langsung mengalami lonjakan harga sangat signifikan hingga menyentuh batas atas atau ARA dari harga perdana di Rp396 per saham naik dengan penguatan 24,75 persen atau naik 98 poin ke 494 per saham dengan volume share13,20 juta lembar, nilai transaksi Rp6,52 miliar dan frekuensi 2.511 kali hingga pukul 09:32 WIB

 

Perseroan menetapkan Harga Penawaran-nya di batas atas yaitu di Rp396 setiap saham. Dari keseluruhan proses penawaran umum perdana saham Perseroan mengumpulkan total dana sebesar Rp1.000.083.862.800,- dengan melepas saham ke masyarakat sebanyak 2.525.464.300 saham biasa atas nama yang merupakan Saham Baru yang dikeluarkan dari portepel Perseroan atau sebanyak 10,68% dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan dengan Nilai Nominal Rp100 setiap saham.

 

Jumlah saham yang dilepas ke masyarakat sudah termasuk saham yang dialokasikan kepada karyawan Perseroan yaitu sebesar 0,247% saham dari Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana Saham atau sebanyak 6.246.500 saham biasa atas nama untuk program alokasi saham kepada karyawan (Program ESA). Program ESA merupakan bentuk apresiasi Perseroan terhadap kinerja dan pengabdian karyawan kepada Perseroan selama ini.  

 

Lebih lanjut Perseroan menyampaikan, bahwa pada masa Penawaran Umum, IPO Perseroan mengalami kelebihan permintaan alias oversubscribed hingga 227.35 kali berdasarkan system E-IPO, jauh melampaui sejumlah target yang telah ditetapkan sebelumnya. 

 

Hal ini merupakan sebuah momen bersejarah, bagi Perseroan dimana sebagai indikator respon positif dari tingkat kepercayaan masyarakat kepada MORA setelah menempuh perjalanan Panjang di pasar modal sebelum IPO, Perseroan menerbitkan Obligasi pada tahun 2017, Sukuk melalui Penawaran Umum Berkelanjutan pada tahun 2019, tahun 2020 dan tahun 2021 dengan pemeringkatan dari PEFINDO pada bulan Maret tahun 2022 yang mengalami peningkatan dari sebelumnya idA dan idA(sy) menjadi idA+ dan idA+(sy). 

 

Pada tahun 2021, Perseroan berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp4.18 triliun naik 11% dibandingkan kinerja yang dicapai pada tahun 2020 sebesar Rp3.76 triliun.  Pada Maret 2022, Perseroan mencatat pendapatan usaha sebesar Rp1.02 triliun, naik sekitar 5% dibandingkan periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp981 miliar. 

 

Pada tahun 2021, Perseroan membukukan EBITDA sebesar Rp2,08 triliun naik sekitar 8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp1.93 triliun. Sedangkan Per Maret 2022, EBITDA tercatat sebesar Rp570 miliar naik lebih dari 9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp522 miliar.  

 

Pada tahun 2021 Perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp671 miliar sedangkan tahun 2020 sebesar Rp679 miliar. Pada Periode per Maret 2022, laba tahun berjalan tercatat sebesar Rp183 miliar, naik sekitar 0,9% pada periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp182 miliar.