EmitenNews.com—Bursa Efek Indonesia (BEI) secara resmi pagi ini telah kedatangan emiten baru ke-31 di tahun 2022. PT Aman Agrindo Tbk. (GULA) yang masuk dalam efek bersifat syariah telah melaksanakan IPO dengan harga penawaran Rp 250 per lembarnya dan mengalami oversubscribed 61 kali saat Penawaran Umum Perdana.

 

Pada listing perdananya saham GULA langsung disambut aksi beli oleh para investor. Hal ini dapat di lihat dari pergerakan saham GULA sedari awal pembukaan yang terus berada di zona hijau. Dari harga Rp250 per saham sempat menguat sangat signifikan hingga ke level Rp314 per saham, namun kembali berfluktuasi ke level 300 an. Hingga pukul 09:12 WIB saham GULA masih bertengger di Rp304 atau naik 22,40 persen dari harga perdana.

 

Transaksi saham GULA pagi ini terpantau frekuensi sebanyak 21.278 kali, volume saham ditransaksikan sebanyak 143,44 juta saham dan nilai transaksi mencapai Rp42,37 miliar.

 

Saham PT Aman Agrindo Tbk. (GULA) dengan harga penawaran Rp 250 per lembarnya mengalami oversubscribed 61 kali saat Penawaran Umum Perdana. Harga per lembar saham Rp 250 terbentuk berdasarkan hasil dari Bookbuilding di rentang harga Rp 250 - Rp 300. GULA menerbitkan 214.072.500 lembar saham yang mewakili 20% modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana.

 

Dengan demikian, target perolehan dana dari IPO mencapai Rp 53,5 miliar. Adapun Saham GULA termasuk dalam kategori saham Syariah. Direktur Utama GULA, Andreas Utomo mengatakan, proses Bookbuilding telah berjalan dengan baik dan memberikan gambaran minat investor untuk ikut terlibat berinvestasi dalam bidang perkebunan tebu, perdagangan gula dan industri gula. Kepercayaan para investor tersebut juga menjadi bukti bahwa bisnis yang dikelola Perseroan memiliki prospek yang bagus. 

 

Andreas Utomo mengungkapkan, “23% dana hasil IPO akan digunakan untuk belanja modal berupa pembangunan pabrik gula merah dan fasilitas penunjang lainnya untuk menunjang kegiatan produksi gula merah dengan pihak ketiga. Selain itu juga untuk belanja modal berupa pembelian dan instalasi mesin produksi gula merah dengan pihak ketiga sebesar 57% dan sisanya akan digunakan untuk modal kerja Perseroan, termasuk namun tidak terbatas untuk pembelian kebutuhan bahan baku dan bahan pendukung serta untuk membiayai kegiatan operasional Perseroan.” ujarnya di Jakarta, Rabu (3/8). Perseroan telah menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas untuk bertindak sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek.

 

Perseroan menargetkan pendapatan pada 2022 sebesar Rp219 miliar. Target ini meningkat sebesar 15,87% dibanding tahun 2021. Adapun laba bersih pada 2022 ditargetkan sebesar Rp9 miliar berdasarkan target pertumbuhan penjualan. Pada Januari 2022, Perseroan telah menandatangani kontrak senilai Rp29 miliar untuk pembelian mesin produksi gula merah guna meningkatkan penjualan. “Pendapatan Perseroan tahun 2023 pasca IPO diproyeksikan akan naik 1,8 kali lipat dengan laba bersih tumbuh hingga 357% dibanding tahun 2021,” ungkap Andreas Utomo.

 

Perseroan merupakan perusahaan yang memiliki kegiatan usaha utama dalam bidang perkebunan tebu, perdagangan gula, dan industri gula. Hingga saat ini Perseroan telah melakukan kegiatan perdagangan terhadap beberapa jenis gula yaitu gula pasir, gula cair, dan gula merah yang sumbernya diperoleh dari pemasok gula. Khusus untuk kegiatan perdagangan gula merah baru dijalankan oleh Perseroan sejak awal tahun 2022. Lebih lanjut, Perseroan juga melaksanakan perdagangan tebu yang sumbernya diperoleh dari perkebunan tebu yang dijalankan oleh Perseroan, baik dengan lahan yang Perseroan sewa dari pihak ketiga maupun lahan milik Perseroan. Perseroan akan resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada 3 Agustus 2022 dengan kode saham GULA.