EmitenNews.com - Isolasi pasien terinfeksi Covid-19 diperpendek dari 10 hari menjadi 5 hari. Itu berlaku bagi yang tidak mengalami gejala atau bergejala ringan. Panduan isolasi Covid-19 teranyar itu, terbitan Pusat Pengendali dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) pada 4 Januari 2022.


Panduan versi CDC itu, diterbitkan mengingat varian baru Omicron bergejala ringan meski tingkat penularan melebihi Delta. ”Menilik Covid-19 dan Omicron, CDC mempersingkat waktu isolasi bagi publik,” ulas CDC, Minggu (9/1).


Merespons itu, Mantan Ahli Bedah Umum Jerome Adams melontarkan kritik. ”Terlepas dari apa kata CDC, anda harus benar-benar mencoba mendapatkan tes antigen, dan memastikan negatif sebelum meninggalkan isolasi dan karantina,” tegasnya.


Berikut panduan isolasi Covid-19 teranyar versi CDC. Pertama, seseorang dapat meninggalkan isolasi atau karantina setelah 5 hari jika tidak demam selama 24 jam, dan gejala membaik. Kedua, bagi yang memiliki akses ke tes antigen cepat, dan mendapatkan hasil tes positif Covid-19, harus tetap diisolasi selama 5 hari lagi.


Ketiga, bagi yang sudah tes dengan hasil negatif, artinya pasien sudah dapat meninggalkan rumah, tetapi harus terus menggunakan masker sekitar orang lain di rumah, dan tempat umum hingga 10 hari. Keempat, apabila tidak memiliki akses untuk tes, pasien tetap harus menghindari tempat berisiko tinggi seperti panti jompo dan mengenakan masker saat berada di tempat umum. 


Kelima, berlaku bagi individu yang bekerja di lingkungan berisiko tinggi mencakup fasilitas pemasyarakatan, tempat penampungan tunawisma, dan kapal pesiar, harus dikarantina setidaknya 10 hari setelah terpapar, terlepas dari status vaksinasi dua dosis atau booster.


Bagi individu sering berhubungan dengan individu berisiko tinggi seperti memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, CDC merekomendasikan selalu melakukan tes Covid-19 untuk mengurangi tingkat penularan penyakit. 


Fakta terbaru mengenai vaksin booster lebih ampuh melindungi dari Omicron telah dibuktikan pada penelitian di Denmark. Penelitian melibatkan 12 ribu rumah tangga dengan infeksi Covid-19, termasuk 2.225 rumah tangga di antaranya dengan infeksi varian Omicron.


Pada kesempatan lain, penelitian juga dilakukan di Inggris pada 528.176 kasus Omicron, dan 573.012 kasus Delta. Hasilnya, menunjukkan jumlah pasien rawat inap Omicron lebih rendah daripada Delta, tepatnya sepertiga varian Delta. (*)