EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat. Itu menyusul kekhawatiran global tentang plafon utang Amerika Serikat (AS), dan krisis energi mulai reda. Rilis data cadangan devisa Indonesia meningkat menjadi sentimen positif.
Di mana, cadangan devisa Indonesia September naik menjadi USD146,9 miliar. Angka itu, di atas ekspektasi konsensus. Oleh karena itu, secara teknikal Indeks diproyeksi bergerak pada rentang support 6.330, dan resisten 6.458. ”Potensi Indeks menguat masih sangat terbuka,” tutur Anissa Septiwijaya Research Analyst Reliance Sekuritas.
Sejumlah saham laik koleksiyon antara lain Bank Jago (ARTO), Tower Bersama (TBIG), Aneka Gas Industri (AGII), HM Sampoerna (HMSP), Indofood CBP (ICBP), Unilever (UNVR), Kalbe Farma (KLBF), Kimia Farma (KAEF), dan Sarana Menara Nusantara (TOWR).
Sementara itu, bursa regional, khususnya Jepang mayoritas indeks menguat setelah bursa saham AS ditutup menguat. Itu akibat kekhawatiran plafon utang AS, dan krisis energi mereda. Pemimpin Minoritas Senator Mitch McConnell menawarkan kepada anggota parlemen Demokrat kesepakatan untuk sementara memperpanjang batas pinjaman pemerintah AS hingga Desember 2021.
Di tempat lain, investor juga akan menunggu laporan pekerjaan utama AS, dan dimulainya perdagangan di China setelah liburan. Di China, pasar keuangan akan dibuka untuk kali pertama dalam seminggu, mengalihkan fokus kembali pada kesengsaraan utang sektor properti, dan peraturan Beijing lebih luas. (*)
Related News

Produksi Migas PHE Tumbuh 5% dalam Tiga Tahun Terakhir

Perkuat Struktur, Kemenkeu Bentuk Tiga Unit Baru Strategis

RI-Singapura Gelontorkan USD10 Miliar Garap Energi Hijau

IHSG Ditutup Turun 0,68 Persen, 3 Saham LQ45 Ini Pemicunya

Pelanggan KA Panoramic Januari-Mei 2025 Bertambah 34,38 Persen

Kemenperin Inisiasi Siprosatu, Percepat Digitalisasi Industri Sawit