EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak menguat. Volatilitas pasar modal cenderung lebih stabil dibanding awal-awal perang Rusia-Ukraina. Apalagi, bursa saham Asia sangat mendukung.
”IHSG akan bergerak pada rentang support 6.730, dan resisten 6.890,” tutur Alwin Rusli, Research Analis Reliance Sekuritas, Rabu (9/3).
Koreksi IHSG dianggap wajar oleh investor karena sudah naik signifikan. IHSG menembus ke bawah MA 20 pada perdagangan kemarin. Itu mengindikasikan sinyal reversal ke arah bearish, ditambah sinyal dead cross MACD. Sejumlah saham laik beli antara lain BBCA, TLKM, ASII, INKP, SMRA, BSDE, PTPP, ICBP, dan ACES
Koreksi IHSG pada perdagangan kemarin minus 0,80 persen menjadi 6.814. Itu seiring pelemahan bursa regional Asia, dan Amerika Serikat (AS). Beberapa sektor menyeret IHSG turun antara lain teknologi tekor 3,75 persen, energi minus 3,41 persen, dan transportasi menukik 2,05 persen. Investor asing masih membukukan net buy Rp569 miliar, dengan saham-saham paling banyak dilepas ASII, TLKM, dan ADRO.
Bursa saham AS Wall Street melemah tersebab investor bereaksi atas aksi blokir pemerintah AS terhadap impor gas, dan energi dari Rusia. Itu mengindikasikan akan terjadi peningkatan harga gas yang diproduksi AS. Sementara Inggris juga disebut-sebut akan memblockade gas Rusia pada pengujung 2022.
Sementara itu, bursa Asia mengorbit zona hijau. Indeks Nikkei surplus 0,62 persen, dan indeks Kospi cenderung bergerak stagnan. Penguatan bursa Asia khususnya Jepang karena optimisme para investor melihat rilis PDB Jepang cenderung stabil. (*)
Related News

Produksi Migas PHE Tumbuh 5% dalam Tiga Tahun Terakhir

Perkuat Struktur, Kemenkeu Bentuk Tiga Unit Baru Strategis

RI-Singapura Gelontorkan USD10 Miliar Garap Energi Hijau

IHSG Ditutup Turun 0,68 Persen, 3 Saham LQ45 Ini Pemicunya

Pelanggan KA Panoramic Januari-Mei 2025 Bertambah 34,38 Persen

Kemenperin Inisiasi Siprosatu, Percepat Digitalisasi Industri Sawit