EmitenNews.com - PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) merevisi peringkat "idBBB" kepada PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) dan Obligasi I Tahun 2018 serta merevisi outlook untuk peringkat Perusahaan menjadi "stabil" dari sebelumnya "positif".

 

Pefindo dalam Rilisnya Kamis (12/10) menyampaikan bahwa revisi outlook ini mencerminkan pandangan kami terkait penundaan operasi komersial smelter ZINC. Perusahaan juga tidak dapat meningkatkan pendapatan dari smelter timbal pada tahun 2023, di mana kontribusi pendapatan dari penjualan Pb bullion hanya sebesar 4% dari total pendapatan pada semester I tahun 2023.

 

Selain itu, penurunan harga Zn telah melemahkan kondisi keuangan Perusahaan dengan posisi debt to EBITDA di 16x dan dana dari operasi (fund from operation atau FFO) yang negatif. Perusahaan berencana melunasi Obligasi I Seri E tahun 2018 senilai Rp23 miliar yang akan jatuh tempo pada 21 Desember 2023 menggunakan dana internal.

 

Sampai dengan 30 Juni 2023, Perusahaan membukukan kas dan setara kas senilai Rp42,8 miliar rupiah. Peringkat Perusahaan mencerminkan cadangan dan sumber daya mineral ZINC yang memadai, serta kegiatan usaha Perusahaan yang terintegrasi secara vertikal.

 

Peringkat Perusahaan dibatasi oleh struktur permodalan yang agresif, kapasitas produksi yang terbatas, dan eksposur terhadap fluktuasi harga komoditas.

 

Peringkat dapat dinaikkan jika ZINC mampu membukukan pendapatan yang signifikan seiring dengan ekspansi bisnis dalam waktu dekat, yang akan menghasilkan arus kas yang signifikan dan memperbaiki leverage keuangan.

 

Peringkat dapat diturunkan jika profil keuangan Perusahaan memburuk sebagai akibat dari melemahnya pendapatan atau margin keuntungan, atau jika Perusahaan mempunyai hutang yang lebih besar dari yang diperkirakan.

 

Kami belum memasukkan kemungkinan smelter seng untuk dikonsolidasikan ke dalam proyeksi keuangan Perseroan.

 

Didirikan pada tahun 2005, ZINC bergerak pada bidang usaha eksplorasi dan produksi atas metal industri: seng (Zn), timbal (Pb), perak (Ag), dan juga bijih besi (Fe). Saat ini ZINC mengoperasikan tiga blok tambang bawah tanah dengan nama Gossan, Karim, dan Ruwai di Lamandau, Kalimantan Tengah.