Pemerintahan Prabowo Siapkan 21 Proyek Hilirisasi, Investasi Rp656T

Ilustrasi hilirisasi nikel. Dok. Tribunnews.
EmitenNews.com - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto bertekad terus mewujudkan program hilirisasi yang digiatkan pemerintah sejak Presiden ke-7 RI Joko Widodo. Prabowo menyiapkan setidaknya 21 proyek hilirisasi dengan nilai investasi mencapai USD40 miliar atau sekitar Rp656 triliun (kurs Rp16.400).
Untuk itu, dalam keterangannya yang dikutip Kamis (20/3/2025) Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Dadan Kusdiana menyampaikan bahwa pemerintah sudah membentuk satuan tugas hilirisasi.
Satgas yang diketuai oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia itu, dilengkpi beberapa menteri terkait sebagai wakil, di antaranya Menteri Investasi, Menteri Pertanian, Menteri Kelautan dan lainnya.
Dalam acara CNBC Indonesia Mining Forum, Dadan Kusdiana mengatakan, Satuan Tugas Hilirisasi bertanggung jawa dalam beberapa tugas. Antara lain meningkatkan koordinasi kebijakan dengan Pemda, menerapkan standar prioritas usaha dan penerimaan negara. “Tidak hanya koordinasi tapi percepatan hilirisasi."
Tercatat ada 21 proyek hilirisasi yang akan dijalankan. Bagusnya, seluruh master plan sudah disusun oleh pemerintahan sebelumnya. Kemudian, dilakukan kurasi proyek prioritas untuk 21 proyek senilai USD40 miliar.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno merinci, dari 21 proyek hilirisasi tersebut, terdapat 4 proyek hilirisasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME). Lalu, masing-masing 1 proyek hilirisasi besi, proyek hilirisasi alumina, proyek hilirisasi aluminium. Kemudan, 2 proyek hilirisasi tembaga, dan 2 proyek hilirisasi nikel.
Nilai investasi dari proyek hilirisasi yang terbesar adalah proyek gasifikasi batu bara menjadi DME, yang diperkirakan mencapai USD11 miliar atau sekitar Rp180 triliun (asumsi kurs Rp16.450).
Penting dicatat, hilirisasi adalah strategi pemerintah Indonesia untuk meningkatkan nilai tambah bijih nikel, misalnya, melalui pengolahan di dalam negeri. Di antaranya, pembangunan smelter dan pengembangan industri baterai kendaraan listrik, dengan tujuan menciptakan ekosistem industri yang kompetitif.
Hilirisasi sumber daya alam dipilih, untuk meningkatkan nilai tambah nikel yang diekspor, menciptakan ekosistem industri yang kompetitif di rantai nilai baterai litium dan kendaraan listrik.
Lainnya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui pengembangan industri hilir, meningkatkan kemandirian ekonomi Indonesia. ***
Related News

PPH 21 dan PPN Bawa Penerimaan Pajak Bulan Maret Alami Rebound

Percepat Program Prioritas, Pemerintah Buka Blokir Anggaran Rp86,6T

Indonesia Bersaing dengan 72 Negara dalam Negosiasi Tarif dengan AS

BPS: April 2025 Terjadi Inflasi 1,95 Persen YoY

Lagi; Harga Emas Antam Turun Rp20.000 per Gram

Bank Minta Agunan KUR di Bawah Rp100 Juta, Siap Terima Sanksi