EmitenNews.com - Aneka Tambang (ANTM) sembilan bulan pertama 2025 mengemas laba bersih Rp6,61 triliun. Meroket 197 persen dibanding periode sama tahun lalu Rp2,23 triliun. Sejalan laba bersih, Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) melejit 137 persen Rp9,33 triliun dari posisi sama tahun lalu Rp3,93 triliun. 

Capaian kinerja solid itu, mencerminkan kekuatan fundamental, dan menjadi semangat seluruh insan Antam dalam bertransformasi menuju bisnis berkelanjutan. ”Capaian itu, juga merefleksikan efektivitas strategi pengelolaan biaya, dan optimalisasi nilai tambah produk perusahaan,” tutur Achmad Ardianto, Direktur Utama Antam. 

Pertumbuhan profitabilitas Antam juga tercermin dari capaian laba kotor Rp10,98 triliun, meningkat signifikan 168 persen dibanding edisi sama tahun lalu Rp4,10 triliun. Laba usaha meroket 323 persen menjadi Rp7,89 triliun dari posisi sama tahun lalu Rp1,86 triliun. Beban keuangan susut 41 persen menjadi Rp103,68 miliar dari fase sama tahun lalu Rp176,49 miliar seiring upaya menurunkan interest bearing debt tahun 2025 sebagai bagian dari program efisiensi. 

Peningkatan kinerja tersebut juga mendorong kenaikan laba bersih per saham dasar menjadi Rp248,62, melesat 171 persen dari episode sama tahun lalu Rp91,60 per saham dasar. ”Perusahaan tidak hanya fokus pada peningkatan kinerja keuangan, tetapi juga penciptaan nilai jangka panjang melalui praktik pertambangan bertanggung jawab, dan berkelanjutan,” tegasnya.

Antam terus berinovasi pada setiap aspek operasional, bisnis, dan sustainability. ”Itu tidak bisa dianggap remeh alias krusial untuk menciptakan nilai tambah, manfaat berkelanjutan bagi pemegang saham, dan pemangku kepentingan,” imbuh Ardianto.

Aset terkumpul Rp48,07 triliun, surplus 17 persen dari edisi sama tahun lalu Rp40,98 triliun. Selain itu, nilai ekuitas meningkat 16 persen menjadi Rp35,20 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp30,38 triliun. Implementasi strategi operasional, dan manajemen keuangan tepat mendukung capaian posisi arus kas bersih dari aktivitas operasi Rp4,06 triliun, meningkat 2.455 persen dari periode edisi sama tahun lalu. Capaian itu, menunjukkan efektivitas dalam menghasilkan arus kas positif dari kegiatan operasional utama. 

Antam mencatat pertumbuhan pendapatan dari penjualan komoditas yaitu emas, nikel, dan bauksit 67 persen menjadi Rp72,03 triliun dibanding fase sama tahun lalu Rp43,20 triliun. Penjualan domestik berkontribusi Rp69,31 triliun, atau setara 96 persen dari total penjualan bersih. Sejalan momentum itu, segmen emas berkontribusi 81 persen terhadap penjualan. Penjualan emas mengalami lonjakan 64 persen senilai Rp58,67 triliun jika dibanding edisi sama tahun lalu Rp35,70 triliun. 

Efektivitas dalam strategi pemasaran, inovasi produk, dan penguatan pangsa pasar dalam negeri, berkontribusi pada peningkatan penjualan emas 20 persen atau mencapai 34.164 kg (1.098.398 troy oz.), kalau dibanding capaian penjualan periode sama tahun lalu 28.567 kg (918.450 troy oz.). Produksi emas dari tambang perusahaan mencapai 590 kg (18.969 troy oz.). Segmen nikel (produk feronikel dan bijih nikel) berkontribusi 15 persen atau Rp11,15 triliun terhadap total penjualan, meningkat 83 persen dibanding periode sama tahun lalu Rp6,10 triliun. 

Pencapaian positif itu, ditopang permintaan domestik kuat atas kualitas, dan spesifikasi bijih nikel Antam dapat diandalkan pabrik pengolahan, dan pemurnian (smelter) untuk menjaga kestabilan proses, efisiensi, dan kontinuitas operasi. Kondisi itu, menegaskan peran strategis Antam dalam mendukung keberlanjutan ekosistem industri hilir nikel nasional, dan memperkuat posisi sebagai penyedia bahan baku utama bagi industri pengolahan nikel Indonesia.

Produksi bijih nikel mencapai 12,55 juta wet metric ton (wmt), meningkat 72 persen dari capaian episode sama tahun lalu 7,30 juta wmt. Penjualan bijih nikel mencapai 11,23 juta wmt, meningkat 97 persen dibanding capaian periode sama tahun lalu 5,71 juta wmt. Antam mencatat produksi, dan penjualan feronikel optimal dengan produksi 13.309 ton nikel dalam feronikel (TNi), dan penjualan 8.182 TNi. Segmen bauksit dan alumina, berkontribusi 3 persen terhadap total penjualan senilai Rp1,95 triliun. 

Penjualan segmen bauksit, dan alumina meningkat 68 persen dibanding posisi sama tahun lalu Rp1,16 triliun. Volume produksi bauksit sebagai bahan baku bijih pabrik Chemical Grade Alumina (CGA), dan penjualan kepada pelanggan domestik mencapai 2,31 juta wmt, meningkat 263 persen dari posisi sama tahun lalu 637.713 wmt. Penjualan bauksit tercatat 1,10 juta wmt, meroket 1.033 persen dari episode sama tahun lalu 97.430 wmt. 

Di sisi lain, Antam melalui anak usaha yaitu Indonesia Chemical Alumina (ICA), mencatat produksi alumina sebesar 134.224 ton alumina, meningkat 27 persen dari capaian produksi alumina sembilan bulan pertama tahun lalu sebesar 105.883 ton alumina. Sementara, volume penjualan alumina mencapai 134.768 ton alumina, naik tipis 1 perse dari capaian penjualan alumina fase sama tahun lalu sebesar 133.065 ton alumina. (*)