EmitenNews.com -PT Black Diamond Resources Tbk (COAL) hanya mampu membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 8,21 miliar, terjun 67,25 dari periode yang sama tahun 2022 yang tercatat Rp 25,07 miliar. 

 

Merujuk data laporan keuangan emiten tambang ini yang di kutip dari laman BEI, Jumat (5/5/2023), padahal perseroan membukukan lompatan penjualan 133,3 persen  jadi Rp 186,36 miliar pada kuartal I-2023, dari sebelumnya Rp 79,87 miliar.

 

Namun sayang, beban pokok penjualan COAL melonjak lebih tinggi hingga 300,9 persen, dari Rp 41,57 miliar menjadi Rp 166,68 miliar.

 

Kompak sejumlah komponen beban pokok penjualan pada 3 bulan pertama 2023 naik, antara lain pengangkutan jadi Rp 66,32 miliar (yang asalnya Rp 12,15 miliar), pemakaian bahan bakar Rp 21,92 miliar, royalti melesat dari Rp 6,58 miliar menjadi Rp 29,22 miliar, dan operasional site Rp 16,41 miliar.

 

Alhasil, sebagaimana tertera dalam laporan keuangan kuartal I-2023, laba bruto perseroan anjlok dari Rp 38,29 miliar ke Rp 19,67 miliar.

 

Laba per saham dasar juga anjlok dari Rp 5,02 menjadi Rp 1,31 per 31 Maret 2023.

 

Jumlah aset per akhir Maret tahun ini Rp 634,75 miliar, liabilitas Rp 337,21 miliar, dan ekuitas Rp 297,54 miliar.

 

Per 31 Maret 2023, susunan pemegang saham COAL terdiri dari Sujaka Lays 42%, PT Esa Gemilang 24%, Arie Rinaldi 6%, PT Alam Tulus Abadi 4%, Herry Sen 4%, dan masyarakat 20%. Penerima manfaat akhir dari kepemilikan saham perseroan adalah Sujaka Lays.