EmitenNews.com—PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) mencatatkan laba bersih sebesar Rp680,28 miliar dalam sembilan bulan tahun 2022, atau merosot 5,4 persen dibanding periode sama tahun 2021 yang terbilang Rp719,2 miliar.


Dampaknya, laba per saham dasar turun ke level Rp43 per lembar, sedangkan di akhir September 2021 berada di level Rp45.


Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan kuartal III 2022 tanpa audit emiten pedagang gawai elektronik itu yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (15/11/2022).


Padahal, pendapatan perseroan tumbuh 12,05 persen menjadi Rp34,94 triliun yang ditopang peningkatan penjualan alat komunikasi sebesar 10,5 persen menjadi Rp27,392 triliun.


Senada, penjualan aksesoris naik 69,5 persen menjadi Rp3,965 triliun. Lalu, penjualan komputer dan alat elektronik tumbuh 8,7 persen menjadi Rp1,521 triliun.


Hanya, penjualan produk operator yang turun 22,8 persen menjadi Rp2,061 triliun. Walau, beban pokok penjualan membengkak 11,4 persen menjadi Rp31,383 triliun. Tapi laba kotor tetap tumbuh 17,7 persen menjadi Rp3,557 triliun.


Sayangnya, beban penjualan membengkak 22,1 persen menjadi Rp1,357 triliun. Senasib, beban umum dan adminstrasi naik 30,08 persen menjadi Rp1,133 triliun.


Lalu beban keuangan meningkat 31,2 persen menjadi Rp185,81 miliar. Akibatnya, laba sebelum pajak penghasilan merosot 7,8 persen menjadi Rp965,55 miliar.


Sementara itu, kewajiban bertambah 88,8 persen dibanding akhir tahun menjadi Rp9,271 triliun. Salah satu pemicunya, utang bank jangka pendek yang membengkak 151,9 persen menjadi Rp3,243 triliun.


Ditambah, utang usaha kepada pihak ketiga yang melonjak 128,7 persen menjadi Rp3,436 triliun.


Sedangkan, ekuitas tumbuh 4,5 persen menjadi Rp6,753 triliun. Sehingga aset naik 40,9 persen menjadi Rp16,024 triliun.