EmitenNews.com - Saham free float Jaya Agra Wattie (JAWA) belum sesuai regulasi. Maklum, per 24 November 2023, saham beredar di publik perseroan baru 4,65 persen. Padahal, berdasar aturan, minimal saham free float 7,5 persen. 


”Perseroan menyampaikan jumlah saham free float Jaya Agra Wattie sebesar 4,65 persen dari jumlah tercatat. So, dengan demikian perseroan belum memenuhi ketentuan yang berlaku,” tegas Harli Wijayadi, Corporate Secretary Jaya Agra Wattie.


Oleh karena itu, perseroan akan memenuhi ketentuan free float paling sedikit 7,5 persen dari jumlah saham tercatat paling lambat 2 tahun sejak penyampaian informasi pada 24 November 2023. Apabila ketentuan free float telah terpenuhi sesuai ketentuan berlaku, perseroan akan menyampaikan pemberitahuan lebih lanjut.


”Terutama penyampaian informasi kepada operator pasar modal yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI), wasit pasar modal indonesia yaitu Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan pihak berwenang pasar lainnya,” imbuhnya. 


Belum lama ini, Jaya Agra Wattie menuntaskan private placement senilai Rp1,24 triliun. Itu dengan melepas 12.458.266.342 saham baru pada harga pelaksanaan Rp100. Pengeluaran saham anyar dengan nominal Rp100 itu setara 76,75 persen dari modal ditempatkan, dan modal disetor perseroan. 


Tindakan korporasi itu untuk mengonversi utang menjadi saham dengan Sarana Agro Investama (SAI). Berdasar kesepakatan pada 4 September 2023, SAI sepakat dan menerima penuntasan utang perseroan tersebut dengan menerima saham baru. SAI merupakan pemegang saham utama perseroan dengan jumlah kepemilikan saham sebesar 80 persen. 


Transaksi dilakukan untuk memperbaiki posisi keuangan. Di mana, perseroan mempunyai modal kerja bersih negatif Rp328,01 miliar. Total liabilitas Rp3,57 triliun, melebihi 80 persen dari total aset Rp3,64 trilin, dan SAI kreditur utama perseroan. Setelah hajatan itu, jumlah modal ditempatkan dan modal disetor perseroan meningkat menjadi 16.232.951.842 saham atau dengan nilai total nominal Rp1,62 triliun.


Pelaksanaan transaksi itu, diharap memperkuat struktur permodalan perseroan dengan rasio utang terhadap ekuitas menurun. Meningkatkan profitabilitas perseroan dengan menurunnya beban keuangan. Meningkatkan fleksibilitas perseroan dalam mencari pendanaan baru untuk pengembangan usaha di masa mendatang sebagai akibat menurunnya rasio utang terhadap ekuitas (DER). 


Meningkatkan nilai investasi para pemegang saham. Nah, rencana tersebut telah mendapat, pers restu investor melalui rapat umum pemegang saham luar biasa pada 23 Oktober 2023 lalu. (*)