EmitenNews.com -Untuk pertama kalinya, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) melakukan pembelian Sertifikat Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK) di bursa karbon, Bursa Efek Indonesia (BEI).

Direktur Utama GIAA Irfan Setiaputra mengatakan, Sertifikat Penurunan Emisi (SPE) merupakan bagian dari mekanisme pengelolaan penurunan emisi yang terdokumentasikan dalam surat bentuk bukti pengurangan emisi oleh usaha atau kegiatan yang telah melalui pengukuran, pelaporan, dan verifikasi, serta tercatat dalam Sistem Registrasi Nasional Pengendalian Perubahan Iklim dalam bentuk nomor dan/atau kode registrasi.

Selain itu, pembelian sertifikat penurunan emisi tersebut merupakan bagian dari rangkaian program Carbon Neutral Flight di GIAA yang merupakan wujud komitmen jangka panjang perseroan, dalam mendukung langkah dekarbonisasi melalui konversi emisi karbon yang ditimbulkan pada operasional penerbangan.

"Program tersebut yang salah satunya turut dilakukan melalui metode Carbon Offset melalui pembelian sertifikasi penurunan emisi milik Pertamina Patra Niaga," kata Irfan dalam siaran pers, Selasa (30/1/2024).

Nantinya pelaksanaan Program Carbon Neutral Flight ini tidak hanya akan dilaksanakan melalui pembelian sertifikat penurunan emisi (SPE) yang tersedia di bursa karbon nasional, melainkan juga sertifikat penurunan emisi berskala global sesuai standar Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation ( ICAO CORSIA).

Irfan menambahkan, tahap awal Program Carbon Neutral Flight tersebut juga telah diimplementasikan pada penerbangan Joy Flight HUT GA ke-75 yang sebelumnya dilaksanakan pada 23 Januari 2024 lalu, dan akan dilaksanakan secara berkesinambungan pada berbagai penerbangan lainnya.

"Komitmen ini yang ke depannya akan terus kami perkuat melalui kebijakan korporasi, yang mengedepankan fokus sustainability dalam seluruh aspek operasional perusahaan," ujar Irfan.

Tak hanya itu, pelaksanaan program ini juga sejalan dengan tema HUT Garuda Indonesia yang ke-75 bertajuk Celebrating Unity for The Greater Future, di mana langkah ini merupakan bentuk aktif partisipasi GIAA sebagai national flag carrier untuk berkontribusi menjadi garda terdepan dalam mendukung upaya pengurangan emisi karbon, yang salah satunya dilaksanakan melalui penerbangan netral karbon.

"Melalui program Carbon Neutral Flight tersebut, Garuda Indonesia menerapkan perhitungan offset atas carbon footprint yang dihasilkan oleh penerbangan joy flight," ungkap Irfan.

Irfan melanjutkan, sebagai upaya untuk mendukung dekarbonisasi, GIAA telah melaksanakan berbagai inisiatif berkelanjutan di antaranya berkolaborasi bersama Pertamina melalui pelaksanaan penerbangan komersial pertama di Indonesia yang menggunakan bahan bakar bioavtur.

"Keterlibatan aktif perseroan dalam penurunan emisi karbon ini turut menjadi bagian dari road map rencana strategis perseroan untuk terus berakselerasi sebagai maskapai yang semakin agile dan adaptif dalam menyongsong era baru," tutur Irfan.

NSementara itu, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, mengungkapkan bahwa suatu kebanggan bagi Pertamina Patra Niaga dapat mendukung terlaksananya Carbon Neutral Flight di usia 75 tahun Garuda Indonesia, melalui kerja sama dalam inisiatif perdagangan karbon. Kerja sama ini merupakan upaya kedua belah pihak dalam mendukung terwujudnya cita-cita nasional mencapai Net Zero Emission Indonesia di 2060.

"Kami menawarkan solusi untuk kebutuhan dekarbonisasi emisi dari bisnis konsumen. Hal ini sejalan dengan tujuan kami yaitu sebagai decarbonization journey partner, sebagai upaya mendukung terwujudnya Net Zero Emission Indonesia di 2060," ungkap Riva.