EmitenNews.com - PT Matahari Department Store (LPPF) sepanjang 2021 mencatat penjualan kotor Rp10,3 triliun. Melesat 20 persen dari periode sama 2020 di kisaran Rp8,6 triliun. Pendapatan bersih tercatat Rp5,6 triliun, melangit 15 persen dari episode sama 2020 di level Rp4,83 triliun.


Matahari mencatat laba bersih Rp913 miliar dibanding edisi sama 2020 dengan rugi bersih Rp873 miliar. Laba bersih didukung kinerja perdagangan kuartal empat 2021 seiring pelonggaran PPKM, dan inisiatif yang dijalankan perseroan. Hingga akhir 2021, Matahari mengoperasikan 139 gerai di 77 kota seluruh Indonesia. Itu setelah perseroan membuka tiga gerai baru pada 2021 di Balikpapan Kalimantan Timur, Batam Kepulauan Riau, dan Cianjur Jawa Barat. 


Matahari berencana membuka minimum 10 gerai sepanjang tahun ini, termasuk gerai signature baru tengah dibangun di Taman Anggrek Jakarta, dan Plaza Ambarukmo Jogjakarta. Pengerjaan konsep format baru juga tengah berjalan, dan perseroan hampir menuntaskan format baru Supermal Karawaci, Tangerang. 


Nah, dengan visibilitas pemulihan lebih jelas, neraca, dan arus kas kuat, Matahari telah membagikan dividen interim Rp100 per saham pada 2 Desember 2021, dan mengusulkan dividen final Rp250 per saham untuk disetujui dalam RUPS mendatang. 


Ke depan, manajemen Matahari merekomendasikan pembayaran dividen Rp500 per saham untuk periode 2022 (didistribusikan dalam dua dividen interim Rp125 per saham, dan dividen final Rp250 per saham), akan menjadi yang tertinggi dalam sejarah Matahari. 


Terry O'Connor, Wakil Presiden Direktur dan CEO Matahari mengatakan, puncak Omicron di Jakarta sudah dilewati dan secara nasional telah membaik sehingga memberi kesempatan perdagangan lebaran secara penuh, dan tidak terganggu. Dengan tingkat kunjungan ke mal berbalik positif pasca-penyebaran Omicron, pakaian untuk travel, dan pakaian formal atau acara khusus menjadi lebih relevan, kebangkitan ritel fesyen terjadi di Amerika Serikat, Eropa, dan lainnya masih diharap tahun ini. 


Oleh karena itu, Matahari tahun ini bakal mendongkrak EBITDA dari panduan sebelumnya Rp1,8 triliun menjadi Rp2,0 triliun. ”Kami berterima kasih kepada para mitra yang bekerja keras ekstra, dan penuh semangat untuk seluruh kontribusi berkelanjutan atas kemajuan Matahari secara kuat,” seru Terry, Rabu (2/3). (*)