EmitenNews.com - Kinerja Bukit Uluwatu Villa (BUVA) berangsur pulih. Itu menyusul sejumlah usaha strategis di tengah badai pandemi Covid-19. Untuk kali pertama pada Januari 2022 sejumlah mulai mentabulasi laba.


Perbaikan kinerja itu, tidak lepas dari pariwisata Bali mulai menggeliat. Di mana, tingkat hunian hotel sampai Juli 2022 mencapai 33,8 persen, meningkat dari periode sama tahun lalu 14 persen. ”Itu berkat usaha strategis dalam memperbaiki kinerja,” tulis Benita Sofia, Corporate Secretary Bukit Uluwatu Villa.


Saat ini, kondisi operasional empat hotel perseroan yaitu Alila Villas Uluwatu, Alila Ubud, Alila Manggis Bali, dan Alila SCBD Jakarta berangsur membaik. Mulai menunjukkan pertumbuhan meski belum mencapai kondisi pra-pandemi. Sementara itu, sejumlah entitas anak usaha masih dalam bentuk proyek, dan belum beroperasi.


Meliputi Alila Villas Bintan (Bukit Lagoi Villa), dan condotel The Cliff (Bukit Nusa Harapan) menyandang status berhenti. Sepanjang 2022-2023, Bukit Uluwatu melakukan sejumlah terobosan. Antara lain pembayaran kewajiban annual listing fee (ALF) edis 2021 kepada bursa, penyampaian laporan keuangan, pembayaran denda, dan perbaikan kinerja.


Pada kuartal II-III 2022, perseroan melakukan sebagian pembayaran kepada kantor akuntan publik (KAP) dengan segera menuntaskan penyusunan laporan keuangan auditan periode 2020-2021, menyampaikan kepada bursa, dan OJK. Lalu, melunasi annual listing fee edisi 2021-2022, mencicil pembayaran kewajiban terutang kepada karyawan, dan pemasok. 


Pada kuartal III/IV 2022, melakukan public expose tahun 2020-2021, menyampaikan laporan tahunan kepada BEI, dan OJK. Itu dilakukan supaya perdagangan saham dapat dibuka kembali. Selanjutnya, kuartal II-III 2023, melakukan aksi korporasi dengan menyodorkan laporan keuangan audit berakhir pada 30 Desember 2022 atau 31 Maret 2023. 


Saat ini, kendala terbesar Bukit Uluwatu yaitu industri pariwisata Indonesia belum pulih secara penuh, khususnya Bali. Itu kemudian berdampak pada tingkat hunian atau jumlah tamu hotel rendah. Oleh karena itu, saat ini perseroan melakukan perbaikan rutin fisik hotel yang tertunda, merenovasi fasilitas, menggiatkan kegiatan promosi, pemasaran untuk memperluas basis tamu, dan terus membuka kemungkinan masuknya investor baru. (*)