EmitenNews.com - PT Jasa Armada Indonesia (IPCM) tahun depan menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) Rp140 miliar. Belanja modal itu, termasuk investasi digital. Dan, penambahan dua kapal tunda. ”Kami estimasi belanja modal tahun depan sekitar Rp140 miliar,” tutur Direktur Keuangan dan SDM Jasa Armada Rizki Pribadi Hasan, pada paparan publik, Jumat (17/9).


Sepanjang tahun ini, Jasa Armada menyiapkan belanja modal Rp95 miliar dengan alokasi untuk penambahan empat armada baru. Berupa satu kapal tunda, dan tiga  motor pandu. Awal tahun ini, Jasa Armada meluncurkan empat kapal tunda berkapasitas 2x2.200 tenaga kuda senilai Rp230 miliar. Itu ditandai dengan peluncuran KT-IPCM Abimanyu I di Batam, dan KT-IPCM Abimanyu II, III, dan IV secara paralel telah beroperasi pada sejumlah wilayah operasi perseroan.


Paruh pertama tahun ini, Jasa Armada mencatat peningkatan laba komprehensif Rp33 miliar. Naik 2 persen dari periode sama 2020 di kisaran Rp32,3 miliar. Perseroan aktif melakukan pengembangan pasar. Itu ditempuh dengan penetrasi terhadap market existing di pelabuhan-pelabuhan umum, dan ekspansi pada pasar baru. ”Kami berharap komposisi kontribusi pendapatan non-IPC tumbuh dibanding tahun sebelumnya,” ucap Direktur Utama Jasa Armada Indonesia Amri Yusuf.


Sejalan pertumbuhan pasar, dan pendapatan, perseroan mencatat lompatan pipeline. Jasa Armada tengah menyiapkan pipeline tahun depan. Kuartal pertama tahun ini, Jasa Armada mencatat pendapatan Rp184,5 miliar atau tumbuh 0,2 persen. Kontribusi terbesar dari jasa penundaan kapal Rp162,3 miliar atau 88 persen dari total pendapatan.


Pendapatan jasa pengelolaan kapal berkontribusi 8 persen atau Rp14,1 miliar, dan jasa pemanduan terminal khusus (tersus) berkontribusi 4 persen atau Rp8,2 miliar. Pendapatan jasa penundaan kapal terdiri dari pelabuhan umum Rp103,5 miliar, terminal untuk kepentingan sendiri (TUKS) Rp34,4 miliar, dan tersus Rp24,4 miliar. Peningkatan tertinggi terjadi pada TUKS 53 persen dibanding semester pertama tahun lalu.


Jasa Armada menekan beban umum dan administrasi 19 persen menjadi Rp22,9 miliar dari periode sama tahun lalu Rp28,0 miliar. Itu kemudian membuat laba usaha semester paruh pertama 2021 naik 5,1 persen menjadi Rp38,7 miliar. Total liabilitas turun 24,6 persen menjadi Rp238,9 miliar dibanding periode sama tahun lalu Rp316,6 miliar. (*)