EmitenNews.com - Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan rating PT Semen Indonesia (SMGR) dengan idAA+. Peringkat itu juga berlaku untuk obligasi berkelanjutan I. Prospek peringkat perusahaan stabil. 


Peringkat itu, merefleksikan posisi pasar Semen Indonesia sangat kuat pada industri semen, fasilitas produksi, dan logistik terdiversifikasi dengan baik, dan profil keuangan konservatif. Namun, persaingan pasar ketat, dan risiko biaya input lebih tinggi membatasi peringkat. 


Peringkat bisa di upgrade kalau Semen Indonesia secara material dan berkelanjutan meningkatkan profil bisnis, tercermin dari capaian pendapatan, dan EBITDA lebih tinggi dari proyeksi dengan tetap mempertahankan profil keuangan konservatif. Sebaliknya, rating diturunkan kalau ada indikasi penurunan berkelanjutan pada pangsa pasar, dan penurunan profitabilitas materia karena kenaikan biaya input secara signifikan.


Pefindo juga dapat melorot peringkat kalau Semen Indonesia berutang lebih tingi dari proyeksi tanpa dikompensasi prospek pendapatan lebih tinggi. Dengan begitu, membuat Pefindo tidak lagi memandang Semen Indonesia memiliki profil keuangan konservatif. Semen Indonesia berdiri pada 1953, perusahaan semen terbesar Indonesia. Per 31 Maret 2022, Semen Indonesia memiliki total kapasitas terpasang 52,7 juta ton dengan pangsa pasar domestik 48 persen.


Saat ini, Semen Indonesia memiliki delapan pabrik terpadu tersebar dari Sumatera Barat, Aceh, dan Sulawesi Selatan. Pada awal 2019, Semen Indonesia mengakuisisi Holcim Indonesia (SMCB), produsen semen terbesar ketiga nasional. Holcim kemudian berganti nama menjadi Solusi Bangun Indonesia (SBI). Per Maret 2022, Semen Indonesia menguasai saham SBI 83,5 persen.


Semen Indonesia menawarkan beragam produk semen, termasuk ordinary Portland (OPC), Portland Composite (PCC), Portland Pozalan (PPC), special blended (SBC), super mansory (SMC), oil well (OWC), Portland mixed, dan semen putih. Semen Indonesia juga memproduksi kantong semen, dan beton siap pakai. Per 31 Maret 2022, tercatat 51 persen saham Semen Indonesia dikuasai Pemerintah Indonesia, dan sisanya dimiliki masyarakat. (*)