EmitenNews.com—Konglomerat pemilik Grup Rain. Adijanto Priosoetanto (Tan Lim Hian) yang tidak asing di kalangan pelaku usaha yang berada dalam lingkaran dekat Soeharto tempo dulu telah memberikan warisan kepada generasi penerusnya. 


Merujuk pada data perubahan kepemilikan saham PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI) yang dimuat pada laman BEI, Kamis (8/9/2022) disebutkan 2 orang anak generasi kedua dari Adijanto telah menerima pengalihan saham dari sang ayah sebagai ahli waris untuk kepemilikan saham KKGI.


Dua orang anak yang menjabat di KKGI itu adalah Pintarso Adijanto sebagai Direktur Utama dan Suparno Adijanto sebagai Komisaris.


Pintarso Adijanto menerima pengalihan kepemilikan saham KKGI sebesar 0,11 persen atau sebanyak 5.406.250 lembar saham dan Suparno Adijanto menerima pengalihan saham KKGI sebesar 0,11 persen atau jumlah yang sama 5.406.250 lembar saham KKGI.


Mengacu pada harga saham KKGI pada hari pelaksanaan transaksi terjadi yaitu pada 6 September 2022, maka harga transaksi terjadi pada Rp665 per saham. Sehingga kedua top manajemen KKGI itu menerima warisan saham senilai Rp3.596.156.250 (Rp3,59 miliar).


Jumlah kepemilikan saham Pintarso Adijanto sebagai Direktur Utama di KKGI pasca warisan itu menjadi sebanyak 13.156.250 lembar saham atau setara 0,27 persen dari sebelumnya hanya 0,16 persen atau 7.750.000 lembar saham.


Sedangkan Suparno Adijanto sebagai Komisaris kepemilikannya bertambah jadi 6.406.250 lembar saham atau 0,13 persen dari sebelumnya hanya 0,02 persen atau 1 juta saham.


Transaksi pengalihan itu memiliki status kepemilikan saham langsung. KKGI sendiri merupakan emiten yang bertengger di papan utama perdagangan Bursa Efek Indonesia dan sudah tercatat sejak 1 Juli 1991, perseroan merupakan emiten yang bergerak di industri pertambangan batu bara, energi, minyak dan gas.


Sebagai tambahan informasi, Kelompok usaha yang Adijanto Priosoetanto (Tan Lim Hian) yang berada dalam lingkaran dekat Soeharto tempo dulu itu,mendirikina Bumi Raya Utama sebagai salah satu grup yang memperoleh konsesi pengelolaan hutan terbanyak di era Orde Baru.Kayu dan perdagangan hasil bumi lainnya memang menjadi fokus bisnis Adijanto, yang memulai usahanya sejak 1960 di Pontianak, Kalimantan Barat.


Sejalan dengan perkembangan zaman dan tren bisnis, mainannya pun bukan lagi kayu dan hasil bumi saja, tapi meluas ke bahan bangunan, bahan kimia, pupuk, logistik dan pelayaran, agen perjalanan, keuangan, produk manufaktur sampai anggur, hingga yang belakangan menyusul, sawit dan batu bara.


Harga batubara turut melambungkan kinerja PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI). Sepanjang semester pertama 2022, KKGI membukukan pendapatan USD109.93 juta. Jumlah ini melesat  131.82% dari realisasi pendapatan di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD47,42 juta.


Pada saat yang sama, volume penjualan tercatat 1,49 juta MT lebih tinggi 12,30% dibandingkan 1,33 juta MT di periode sebelumnya.


Pada periode yang sama, volume produksi batubara KKGI melesat menjadi 1,60 juta MT dari sebelumnya 1,30 juta MT. Kenaikan ini disebabkan karena ketersediaan lahan yang sesuai dengan sequence penambangan, yaitu Pit 2, Berambai Separi, dan penambahan kontraktor lokal.


KKGI mencatatkan peningkatan nisbah kupas menjadi sebesar 10,44 kali dari sebelumnya 8,75 kali. Manajemen mengatakan, peningkatan ini berbanding lurus dengan kenaikan harga batubara. Naiknya harga batubara yang diiringi dengan kenaikan volume penjualan memoles kinerja bottom line KKGI.


Pada semester pertama tahun 2022, KKGI membukukan laba bersih setelah pajak sebesar USD20,10 juta, melesat 427,55% dibandingkan periode yang sama tahun 2021 sebesar USD3,81 juta.