Posisi Kewajiban Neto Investasi Internasional Indonesia Triwulan II Susut USD17,4 Miliar

EmitenNews.com - Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada triwulan II 2022 mencatat kewajiban neto yang menurun. Pada akhir triwulan II 2022, PII Indonesia mencatat kewajiban neto 270,4 miliar dolar AS (21,3% dari PDB), lebih rendah dibandingkan dengan kewajiban neto pada akhir triwulan I 2022 sebesar 287,8 miliar dolar AS (23,6% dari PDB).
Bank Indonesia (BI) menyebut penurunan kewajiban neto tersebut berasal dari penurunan posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) yang disertai peningkatan posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN).
"Posisi KFLN Indonesia menurun seiring dengan penurunan nilai instrumen keuangan domestik, di tengah peningkatan arus masuk investasi langsung dan investasi portofolio," kata Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dalam keterangannya, Senin (26/6).
Posisi KFLN Indonesia turun 2,3% (qtq) dari 720,8 miliar dolar AS pada akhir triwulan I 2022 menjadi 704,3 miliar dolar AS pada akhir triwulan II 2022. Penurunan posisi KFLN tersebut terutama disebabkan oleh faktor perubahan lainnya terkait nilai instrumen keuangan domestik berdenominasi Rupiah seiring dengan penurunan harga dan penguatan nilai tukar dolar AS terhadap Rupiah.
Penurunan lebih lanjut tertahan oleh transaksi KFLN yang mencatat surplus berupa arus masuk investasi langsung dan investasi portofolio pada triwulan II 2022 seiring optimisme investor terhadap prospek pemulihan ekonomi dan iklim investasi domestik yang terjaga.
Menurut Erwin meningkatnya posisi AFLN Indonesia terutama disebabkan oleh kenaikan posisi aset investasi portofolio dan investasi lainnya di luar negeri. Pada akhir triwulan II 2022, posisi AFLN naik sebesar 0,2% (qtq) dari 433,0 miliar dolar AS pada akhir triwulan sebelumnya menjadi 433,9 miliar dolar AS.
Perkembangan ini didukung oleh posisi aset investasi portofolio dan investasi lainnya yang meningkat seiring bertambahnya penempatan aset di luar negeri. Peningkatan posisi AFLN tertahan oleh faktor perubahan lainnya terkait penguatan dolar AS terhadap mayoritas mata uang utama dunia dan penurunan harga beberapa aset luar negeri.
"Bank Indonesia memandang perkembangan PII Indonesia pada triwulan II 2022 tetap terjaga serta mendukung ketahanan eksternal," lanjut Erwin. Hal ini tercermin dari rasio kewajiban neto PII Indonesia terhadap PDB pada triwulan II 2022 yang tetap terjaga di kisaran 21,3%, turun dibandingkan dengan rasio pada triwulan sebelumnya sebesar 23,6%.
Selain itu, struktur kewajiban PII Indonesia juga didominasi oleh instrumen berjangka panjang (93,4%) terutama dalam bentuk investasi langsung. Ke depan, Bank Indonesia meyakini kinerja PII Indonesia akan tetap terjaga sejalan dengan upaya pemulihan ekonomi Indonesia dari dampak pandemi Covid-19 yang didukung sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia dan Pemerintah, serta otoritas terkait lainnya. Meskipun demikian, Bank Indonesia akan tetap memantau potensi risiko terkait kewajiban neto PII terhadap perekonomian.(fj)
Related News

Perkuat Sinergi, TCL Indonesia Gelar National Dealer Gathering 2025

PPH 21 dan PPN Bawa Penerimaan Pajak Bulan Maret Alami Rebound

Percepat Program Prioritas, Pemerintah Buka Blokir Anggaran Rp86,6T

Indonesia Bersaing dengan 72 Negara dalam Negosiasi Tarif dengan AS

BPS: April 2025 Terjadi Inflasi 1,95 Persen YoY

Lagi; Harga Emas Antam Turun Rp20.000 per Gram