Produksi Kemasan Nasional Diprediksi Tembus Rp105 Triliun di 2025

Nilai produksi Industri kemasan nasional menunjukkan kenaikan dari Rp87,6 triliun pada 2022, menjadi Rp93,2 triliun di tahun 2023. Angka ini diprediksi akan terus tumbuh hingga Rp105 triliun pada akhir 2025,
EmitenNews.com - Nilai produksi Industri kemasan nasional menunjukkan kenaikan dari Rp87,6 triliun pada 2022, menjadi Rp93,2 triliun di tahun 2023. Angka ini diprediksi akan terus tumbuh hingga Rp105 triliun pada akhir 2025, yang didorong oleh meningkatnya konsumsi masyarakat, kemajuan teknologi pengemasan, serta pertumbuhan pesat sektor farmasi dan e-commerce.
“Ini artinya the growing industry of makanan minuman ini globally extraordinary. Walaupun dunia menghadapi berbagai macam ancaman dan tantangan, pertumbuhan ekonomi rata-rata 5%," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat meresmikan pabrik kemasan aseptik pertama di Indonesia milik PT Lami Packaging Indonesia, Jumat (1/07).
Ia meyakini selama masih ada pertumbuhan kelahiran, semakin banyak SDM yang membutuhkan makan dan minum, maka disitu butuh packaging. "Jadi ini industri yang menurut saya recession-proof,” sambungnya.
Lebih lanjut, Menko Airlangga menyampaikan bahwa terkait kinerja ekspor, pada tahun 2024 terdapat peningkatan dimana nilai ekspor mencapai USD 30 juta. Sementara itu dari sisi impor, industri kemasan aseptik masih melakukan impor dengan nilai USD193 juta.
Hal tersebut menandakan bahwa pasar industri kemasan memiliki jangkauan yang luas dan masih terdapat ruang untuk terus mengoptimalkan produksi sektor tersebut sehingga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor.
Selanjutnya, Menko Airlangga juga mengapresiasi langkah inovatif PT Lami Packaging Indonesia sebagai salah satu industri yang mendukung transisi energi bersih melalui pemanfaatan energi surya solar panel dengan kapasitas mencapai 5,3 megawatt. Langkah tersebut diharapkan dapat diadopsi oleh berbagai sektor industri sehingga mampu mendukung target pencapaian Net Zero Emission yang digalakkan Pemerintah.
Ke depan, Pemerintah terus mendorong penguatan sektor industri sebagai salah satu motor utama pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 19,6%, sektor industri menjadi sektor penunjang utama dalam struktur ekonomi nasional.
”Karena tidak ada pabrik lain yang melakukan aseptic packaging di Indonesia, sehingga persaingannya hanya dengan persaingan global. Tetapi dengan keberadaan di Indonesia dari segi logistik akan sangat menguntungkan bagi industri makan minum ke depan. Dengan pembangunan pabrik baru ini, semoga bermanfaat luas dan mendorong daripada pertumbuhan industri makan minum,” pungkas Menko Airlangga.
Sebagai informasi, industri aseptic packaging merupakan industri yang memproduksi kemasan steril (aseptik) untuk menyimpan dan mendistribusikan produk, terutama makanan dan minuman. Dengan peluang pertumbuhan sektor makanan, minuman, serta farmasi yang dinilai akan pesat, aseptic packaging menjadi industri strategis yang mendukung ketahanan pangan dan distribusi logistik modern.(*)
Related News

Dapat Tambahan Kuota FLPP, BTN Perluas Akses Rumah Layak bagi Rakyat

Periksa! Ini 10 Saham Top Losers dalam Sepekan

Cek! Berikut 10 Saham Top Gainers Pekan Ini

Surplus 3,37 Persen, Kapitalisasi Pasar Tembus Rp13.599 Triliun

1,42 Juta Wisman Kunjungi Indonesia pada Juni, Naik 8,42 Persen

Produksi Migas PHE Semester I Capai 1,04 Juta Barel Setara Minyak/Hari