EmitenNews.com - Emiten sawit rutin menebar dividen setiap tahun, Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) sangat konfiden kinerja ke depan akan melesat dengan pertumbuhan organik, dan anorganik sehat. Itu berkat tata kelola perusahaan secara sehat, dan implementasi keberlanjutan secara optimal.

Menilik prospek crude palm oil (CPO) tahun ini, harga tahun lalu mengalami fluktuasi pada semester I, dan mulai stabil semester IV.  Menghadapi prospek CPO 2024, perseroan optimistis dapat meningkatkan kinerja positif hingga akhir tahun.

Sikap optimistis itu, akan terwujud dengan estimasi peningkatan tandan buah segar (TBS) inti sekitar 10 persen, dan produksi CPO mencapai 15 persen dibanding 2023. GUna mendukung target, dan melanjutkan kesuksesan bisnis ini, Sawit Sumbermas telah menganggarkan capex Rp1,2 triliun.

Berdasar rencana, belanja modal tersebut untuk pemeliharaan perkebunan, pemupukan, pengembangan mekanisasi, dan infrastruktur lainnya. Dengan begitu, estimasi target pendapatan 15 persen, dan kenaikan laba sekitar 50-70 persen dari tahun sebelumnya.

“Pengaruh curah hujan tinggi tahun lalu mendukung target peningkatan TBS, dan CPO. Sampai Februari 2024 curah hujan cukup baik. Kami berkeyakinan produksi CPO terus meningkat, seiring profil usia perkebunan berada pada usia produksi yang prima,” tutur Deni Agustinus Corporate Secretary Sawit Sumbermas.

Terlebih, konsolidasi bisnis di lingkungan group perseroan sudah sangat baik. Dalam upaya mendukung program hilirisasi, Perseroan fokus memenuhi kebutuhan sekitar 80 persen dari utilisasi pabrik Citra Borneo Utama (CBUT) sebagai entitas.

Selain karena utilisasi produksi tinggi, permintaan produk hilirisasi Citra Borneo juga makin meningkat. Seperti produksi turunan CPO berupa produk RBDPO (refined, bleached, and deodorized palm oil) dan lain-lain. Dengan adanya integrasi yang solid membuat kinerja SSMS bisa terjaga dengan baik.

Sejalan dengan tuntutan tujuan pembangunan global yang berkelanjutan, Sawit Sumbermas Sarana berkomitmen penuh dalam menerapkan tata kelola sawit yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan, serta meningkatkan daya saing Indonesia baik di pasar domestik maupun pasar internasional.

Guna mendukung traceability atau ketertelusuran minyak kelapa sawit Indonesia, saat ini SSMS telah merampungkan 100 persen seluruh unit bisnisnya tersertifikasi Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO) dan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas mengatakan, sekilas jika melihat kondisi saat ini untuk target saham SSMS masih dengan target price Rp1.200 dengan rekomendasi hold.

Secara sentimen, kenaikan harga CPO lebih dipengaruhi oleh faktor demand, disisi lain karena kenaikan harga komoditas lainnya yang mengalami kenaikan misalnya minyak, juga hal-hal berkaitan dengan penggunaan minyak di kawasan eropa jadi wajar saja efeknya pasti terasa.

Sementara itu jika terjadi perubahan cuaca seperti elnino dan lanina tentu mempengaruhi tingkat produksi CPO. Tapi juga jika melihat stabilitas perekonomian di India dan Tiongkok dengan proyeksi pertumbuhan hingga 5 persen tentu akan membuat dimand di komoditas akan mulai membaik.

“Paling yang membuat harga CPO sedikit tertekan adalah oversupply karena kita juga berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas produksi demi memenuhi kebutuhan B40 dan B100 yang merupakan implementasi yang cukup di tunggu,” ujar Nafan.

Sedangkan Team Analyst BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya awal pekan ini, menyematkan saham SSMS dalam trend bullish, harga mulai memantul dari support MA 60, berpotensi melanjutkan penguatan menutup gap di Rp 1.200. Waspadai penurunan lebih dalam jika harga turun di bawah Rp 1.085.

Rekomendasi: Buy 

Target Harga: Rp 1.200-Rp 1.260

Stop Loss: Rp 1.085