EmitenNews.com -Hingga September 2023, PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) catatkan peningkatan penjualan 8% menjadi Rp 771,50 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya di Rp 713,74 miliar. Hal itu ditopang bisnis batu bara perseroan yang masih membara.

 

Direktur Utama Golden Eagle Energy (SMMT) Budi Susanto mengatakan, pertumbuhan penjualan ini dapat diraih berkat upaya perseroan dalam meningkatnya jumlah armada pengangkutan batu bara dan juga peningkatan kapasitas infrastruktur batu bara. Adapun untuk mempertahankan kinerja positif ini perseroan akan terus memperluas pangsa pasar dengan mencari kontrak jangka panjang penjualan batu bara.

 

"Hal ini akan didukung dengan sumber daya manusia yang berpengalaman di industri batu bara dengan pencapaian produksi hingga 10 juta ton pertahun," jelasnya saat konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSB), Rabu (15/11/23).

 

Strategi SMMT peningkatan produksi melalui penambahan armada pengangkutan merupakan salah satu strategi yang sedang dievaluasi dimana armada yang inline dengan rencana produksi SMMT. “Kami melihat SMMT ini sebagai Investasi yang baik dengan cadangan deposit yang baik dan kualitas batubara yang dimiliki SMMT dibutuhkan dalam dan luar negeri,” kata Budi Susanto.

 

Harga batubara memang di 2023 ada penurunan dari tahun sebelumnya. Diprediksi pada 2024 masih akan melandai dan mulai menguat pada lahir 2024.

 

Kalau mengenai batubara artinya kita punya kualitas yang bagus, artinya pertumbuhan setiap tahun terus meningkat sehingga tidak perlu dikhawatirkan.

 

Yuliana direksi SMMT menyebut perseroan saat ini sedang melakukan review peningkatan dengan menilik perbaikan infrastruktur jalan pengangkutan dari tambang menuju port agar waktu tempuh bisa dipersingkat. Seiring dengan target peningkatan produksi maka kami memang cukup fokus pada penambahan armada.

 

Inside dari kami bahwa batubara sebagai salah satu sumber energi ini tentunya policy pemerintah menjadi satuan yang penting, melalui road maps RUPTL. SMMT sangat memperhatikan roadmaps RUPTL bahwa bauran batubata cukup memerlukan waktu yang panjang, maka dengan adanya ruang yang cukup panjang itu SMMT memiliki ruang gerak yang cukup luas bagi energi batubara, karena batubara merupakan sumber energi yang mudah, murah dan efisien.

 

Sayangnya, peningkatan penjualan ini tidak diikuti dengan meningkatnya laba. Berdasarkan data yang dipaparkan perseroan, laba bersih dari SMMT pada kuartal III-2023 berjumlah Rp 177,53 miliar atau menurun hingga 42% dari periode yang sama tahun lalu di Rp 305,50 miliar. "Penurunan laba disebabkan oleh menurunnya harga komoditas batu bara dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya," jelasnya.