EmitenNews.com—Perkembangan industri manufaktur terus menunjukkan perbaikan dan telah memberikan peluang bagi kegiatan usaha yang bergerak di bidang subsektor manufaktur dan berbagai penunjangnya. Data Kemenperin Triwulan I-2022 bahkan mencatat bahwa industri manufaktur pengolahan nonmigas tumbuh 5,47% lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada periode yang sama yaitu 5,01%.

 

Kemenperin juga mencatat industri kimia, farmasi, dan obat tradisional menjadi salah satu dari dua kontributor teratas sektor manufaktur setelah industri makanan dan minuman. 

 

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang usaha perdagangan besar bahan dan barang kimia, PT Kusuma Kemindo Sentosa Tbk memiliki peluang yang baik untuk berkembang ke depan karena produk-produk yang dimiliki baik existing maupun produk baru banyak digunakan di berbagai sektor industri manufaktur antara lain industri tekstil, industri plastik, cat, pipa kabel, dan lain-lain.

 

Melihat prospek dan peluang yang baik pada industri kimia tersebut, Perseroan berupaya mengembangkan usahanya dan menghimpun dana lewat bursa saham. 

 

PT Kusuma Kemindo Sentosa Tbk (KKES) resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Agustus 2022. Penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham dari perusahaan distribusi kimia tersebut juga mendapat respon positif dari berbagai investor hingga mengalami kelebihan permintaan (oversubscription) sekitar 30,45 kali.

 

Pada tanggal 2 Agustus hingga 4 Agustus 2022, Perseroan mulai menawarkan sebanyak 300 juta saham baru lewat Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO). Jumlah saham tersebut setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan. Saham yang bernilai nominal Rp10.- per saham tersebut ditawarkan di harga Rp105,- per saham sehingga Perseroan meraih total dana sebesar Rp31,5 miliar. Saham tersebut akan tercatat (listing) di Bursa Efek Indonesia.

 

Anak usaha dari PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) dengan kepemilikan 51% ini, berdiri pada 9 November 1990 itu pada akhir 2021 memiliki aset sebesar Rp112,10 miliar dibandingkan Rp103,56 miliar pada 2020. Pada Maret 2022 (unaudited), aset tersebut naik menjadi Rp119,21 miliar. Sementara itu liabilitas Perseroan per Maret 2022 juga sebesar Rp83,98 miliar. Pada akhir 2021, liabilitas Perserson sebesar Rp80,74 miliar dan Rp90,94 pada 2020. Sedangkan ekuitas pada akhir Maret 2022 (unaudited) mencapai Rp35,23 miliar dan pada 2021 tercatat Rp31,96 miliar naik dari Rp12,62 miliar yang dibukukan pada 2020.

 

Perseroan juga membukukan pertumbuhan pendapatan pada 2021 menjadi Rp 226,40 miliar dari Rp205,05 miliar. Sedangkan pada Maret 2022, Perseroan membukukan pendapatan (unaudited) sebesar Rp62,37 miliar. Perseroan meraih laba kotor pada 2021 sebesar Rp43,88 miliar naik dari 2020 yang sebesar Rp35,35 miliar. Per Maret 2022, Perseroan membukukan laba kotor Rp13,09 miliar sedangkan laba tahun berjalan per Maret 2022 (unaudited) sebesar Rp 3,87 miliar. Perseroan pada tahun 2021 mencatat laba tahun berjalan mencapai Rp18,49 miliar setelah pada tahun 2020 membukukan rugi Rp8,89 miliar. Saat ini posisi Return on Assets (ROA) Perseroan tercatat 3,25% dan Return On Equity(ROE) sebesar 10,98%. 

 

Dalam menghadapi persaingan usaha, Perseroan memiliki strategi usaha yang handal dalam Meningkatkan kinerja usaha dan bisnis dalam beberapa tahun ke depan. Karena Perseroan memiliki sejumlah keunggulan diantaranya berpengalaman lebih dari 32 tahun di bidang bisnis distribusi bahan baku dan barang kimia, sehingga memiliki high skill yang menjadi kekuatan utama dalam menghadapi persaingan usaha maupun membangun berbagai strategi. Keunggulan lain adalah Perseroan sangat adaptif terhadap perubahan dan teknologi baru, high efficiency, smart strategy, Good SOP dan GCG serta integritas yang kuat.