EmitenNews.com - Pendapatan PT Timah Tbk. (TINS) anjlok. Dalam rapat di Komisi VI DPR, Direktur Utama PT Timah Tbk Ahmad Dani Virsal mengungkapkan anjloknya pendapatan perusahaan itu, dipicu oleh produksi timah yang turun dalam tiga tahun berturut-turut. Alhasil perseroan mencatat kerugian bersih hingga Rp450 miliar pada tahun 2023.

"Pendapatan Timah jauh menurun karena produksinya juga jauh menurun. Produksi menurun ditambah parah lagi harga jual timah juga menurun sehingga pendapatan itu jomplang jauh sekali," ujar Ahmad Dani Virsal dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR, Selasa (2/4/2024).

Di depan anggota DPR, Ahmad Dani Virsal memaparkan, produksi bijih timah PT Timah pernah mencapai 24.670 ton tahun 2021, kemudian turun tahun 2022 menjadi hanya 20.079 ton. Tahun 2023 produksi bijih timah menyentuh titik terendah di angka 14.855 ton.

Untuk produksi logam timah tercatat mencapai 26.465 metrik ton tahun 2021, kemudian turun jauh di 2022 menjadi 19.825 metrik ton. Paling rendah di 2023 produksi logam timah cuma mencapai 15.340 metrik ton.

Penjualan logam timah, turunnya juga cukup signifikan. Tahun 2021 penjualan mencapai 26.602 metrik ton. Tahun 2023 turun signifikan mencapai 14.385 metrik ton.

Banyak masalah yang membuat produksi PT Timah anjlok selama 3 tahun ke belakang. Ada dua masalah utama yang jadi masalah. Pertama, urusan dampak sosial pertambangan. Kedua, urusan pemilihan opsi teknik pertambangan.

"Memang banyak masalah sebenarnya. Ada masalah sosial, masalah social liaison to operate, metode penambangan, cara penambangan. Banyak secara teknis dan secara sosial juga banyak yang mesti diperbaiki untuk tingkatkan produksi," papar Ahmad Dani Virsal. ***