EmitenNews.com -Fitch Ratings Indonesia telah mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Panjang PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF) di 'AA(idn)'. Outlooknya Stabil. Fitch juga telah mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Pendek WOMF di 'F1+(idn)' dan peringkat instrumen utang mata uang lokal di 'AA(idn)'.

Peringkat Nasional Jangka Panjang 'AA' menunjukkan ekspektasi terhadap tingkat risiko gagal bayar yang sangat rendah dibandingkan dengan emiten atau obligasi lain di negara atau kesatuan moneter yang sama. Risiko gagal bayar yang melekat hanya sedikit berbeda dengan risiko yang dimiliki emiten atau obligasi dengan peringkat tertinggi di negara tersebut.

Peringkat Nasional Jangka Pendek 'F1' menunjukkan kemampuan terkuat untuk membayar komitmen keuangan secara tepat waktu dibandingkan dengan emiten atau obligasi lain di negara yang sama. Berdasarkan skala Peringkat Nasional lembaga tersebut, peringkat ini diberikan pada risiko gagal bayar yang paling rendah dibandingkan dengan risiko gagal bayar lainnya di negara atau kesatuan moneter yang sama. Jika profil likuiditas sangat kuat, tanda “+” akan ditambahkan pada peringkat yang diberikan.

Peringkat Berdasarkan Dukungan: Peringkat WOMF mencerminkan pandangan kami bahwa dukungan pemegang saham kemungkinan besar akan datang dari 67,5% pemegang sahamnya, PT Bank Maybank Indonesia Tbk (AAA(idn)/Stabil), dan pemegang saham utama, Malayan Banking Berhad (Maybank), pada saat dibutuhkan. Pandangan ini didasarkan pada penilaian kami terhadap kemampuan Maybank Indonesia dalam memberikan dukungan tersebut dan peran WOMF dalam strategi jangka menengah Maybank.

Kemampuan Mendukung yang Memadai: Maybank Indonesia adalah bank terbesar ke-13 di negara ini pada 9M23 dan merupakan bagian dari grup Maybank yang lebih luas, grup perbankan terbesar di Malaysia berdasarkan aset. Kami yakin profil kredit Maybank Indonesia lebih baik daripada profil kredit mandiri WOMF, yang sebagian didukung oleh kuatnya dukungan pemegang saham dari induk utama Malaysia.

Peran dan Sinergi Grup yang Sederhana: Kami menganggap WOMF kurang penting secara strategis bagi grup bank induknya karena sinergi yang relatif terbatas dengan profil nasabah sasaran bank induknya. Kelompok induk berfokus pada peminjam utama di segmen ritelnya, sedangkan bisnis WOMF terutama melayani peminjam dengan pendapatan rendah atau variabel. Hal ini hanya menghasilkan sedikit sinergi melalui rujukan perusahaan induk ke bisnis pembiayaan kembali kendaraannya.

Kontribusi Grup yang Moderat: WOMF memberikan kontribusi sebesar 11% terhadap laba bersih Maybank Indonesia pada 9M23 (rata-rata 2019-2022: 10%), namun tertinggal dari perusahaan sejenisnya, PT Maybank Indonesia Finance (AAA(idn)/Stabil). WOMF juga mengalami volatilitas kualitas aset dan pendapatan yang lebih besar pada siklus ekonomi sebelumnya karena profil peminjam berpenghasilan rendah dan tidak menyalurkan pinjaman apa pun ke Maybank Indonesia melalui pembiayaan bersama.

Kepemilikan Saham yang Kurang Langsung, Tautan Branding: Perbedaan branding WOMF dan kepemilikan saham yang lebih rendah dari bank induk juga membatasi pandangan kami terhadap potensi dukungan dari Maybank Indonesia. PT Wahana Makmur Sejati juga memiliki 25% saham WOMF, dengan pembagian keuntungan yang proporsional.

Tekanan Rendah pada Kualitas Aset: Kami memperkirakan kinerja kualitas aset WOMF akan lebih fluktuatif dibandingkan beberapa perusahaan sejenis mengingat fokusnya pada refinancing sepeda motor baru dan kendaraan bekas dengan profil peminjam yang secara umum lebih berisiko. Rasio pembiayaan bermasalah WOMF sedikit melemah menjadi 2,0% pada 6M23 (rata-rata 2019-2022: 1,7%; industri: 2,7%) dan pendapatan/rata-rata aset sebelum pajak turun menjadi 3,7% secara tahunan (2022: 5,2%; industri: 5,2%) di tengah biaya penyediaan yang lebih tinggi.

Tekanan Sedang terhadap Kapitalisasi: Kami yakin leverage WOMF akan meningkat dalam jangka pendek mengingat rencana pertumbuhannya. Masih terdapat kelonggaran yang signifikan antara rasio gearing WOMF dan batas utang/ekuitas sebesar 10x, namun leverage yang lebih tinggi akan mengurangi kapasitas WOMF untuk menyerap kekurangan penagihan pinjaman dan kerugian kredit. Utang/ekuitas berwujud WOMF meningkat menjadi 3,3x pada Juni 2023 (2022: 2,6x) di tengah pertumbuhan piutang sebesar 25%.