EmitenNews.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan realisasi pembiayaan investasi telah mencapai Rp82,05 triliun per 14 Desember 2022. Angka ini 61,4 persen dari target, yang terutama diberikan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).


Realisasi pembiayaan investasi tersebut terdiri dari PT Adhi Karya sebesar Rp1,98 triliun, PT Pembangkit Listrik Negara (PLN) Rp5 triliun, PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) Rp2 triliun, Pooling Fund Bencana (PFB) Rp3 triliun, serta Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) Rp20 triliun.


Selanjutnya, kepada Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) Rp28,84 triliun, Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) Rp19,1 triliun, Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) Rp1 triliun, dan penjaminan Rp1,13 triliun.


"Dukungan APBN sangat luar biasa bagi berbagai BUMN dan kegiatan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, termasuk pembangunan infrastruktur di Indonesia," ungkap Menkeu dalam konferensi pers APBN KiTa Desember 2022 secara daring di Jakarta, Selasa.


Menkeu menyebutkan realisasi pembiayaan utang turun 24,3 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya (year-on year/yoy) per 14 Desember 2022 menjadi Rp540,3 triliun dari Rp713,8 triliun.


"Perbaikan kesehatan APBN bisa ditunjukkan dari sisi pembiayaan utang, terutama dari penerbitan surat berharga negara (SBN) yang turun sangat drastis," sambungnya. Penurunan pembiayaan utang tersebut menurut Menkeu membuat lembaga pemeringkat mempertahankan peringkat utang Indonesia pada level BBB dengan outlook stabil.


Secara perinci, realisasi pembiayaan utang meliputi penerbitan SBN neto sebesar Rp531,4 triliun atau turun 26,5 persen (yoy) dari Rp723,3 triliun, serta penarikan pinjaman neto Rp8,9 triliun atau anjlok 192,5 persen (yoy) dari minus Rp9,6 triliun. Kinerja pengelolaan pembiayaan utang dijaga dalam menghadapi kondisi pasar keuangan yang volatil dengan tren suku bunga meningkat dan nilai tukar rupiah yang fluktuatif.