Peringkat sertifikat tersebut sensitif terhadap perubahan Peringkat Nasional Jangka Panjang Samator Indo Gas dan terhadap peran dan kewajiban Samator Indo Gas berdasarkan struktur dan dokumen sukuk.

 

Leverage Meningkat: Fitch memperkirakan EBITDA net leverage Samator Indo Gas akan meningkat menjadi 3,3x pada tahun 2024, karena sedikit pelebaran margin EBITDA, dan menjadi 3,0x pada tahun 2025. Meskipun demikian, leverage untuk sementara kemungkinan akan menyentuh 3,5x pada tahun 2023 ( 2022: 3,7x) di tengah kenaikan biaya satuan bahan baku menyusul kenaikan volume non-gas.

 

Skala Meningkat ; Profil Bisnis yang Solid: Peringkat Samator Indo Gas dibatasi oleh operasinya yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan sejenis yang berperingkat lebih tinggi di skala nasional. Namun, Fitch memperkirakan skala bisnis perusahaan akan membaik seiring dengan peningkatan kapasitasnya, didukung oleh peningkatan aktivitas manufaktur dan industri. Ukuran perusahaan yang kecil diimbangi oleh profil bisnis yang kuat, karena posisi pasar yang solid, marjin EBITDA yang kuat, dan arus kas kontrak jangka panjang.

 

Belanja Modal Ekspansi : Fitch memperkirakan belanja modal akan meningkat sekitar 18%-25% dari pendapatan pada tahun 2023-2024 (2022: 13%) untuk mendukung pabrik baru di Batang, Jawa Tengah, dengan konstruksi sebesar IDR500 miliar-600 miliar. Pengeluaran tersebut kemungkinan besar akan tersebar pada tahun 2023 dan 2024, dengan jumlah yang kecil pada tahun 2025. Perusahaan berencana untuk mengoperasikan pabrik baru tersebut pada akhir tahun 2024. Belanja modal diperkirakan akan turun setelah tahun 2025, karena perusahaan tidak memiliki proyek besar lagi, sehingga rasio belanja modal/pendapatan akan melambat menjadi 16% pada tahun 2025 dan di bawah 15% pada tahun 2026. Belanja modal mencapai total Rp113 miliar pada 1H23.

 

Arus Kas Bebas Negatif Sementara : Belanja modal untuk pabrik baru untuk sementara akan menekan arus kas bebas (FCF), yang menurut perkiraan Fitch akan berubah menjadi negatif pada tahun 2023 dan 2024. Namun, margin FCF akan menjadi netral pada tahun 2025 karena tidak adanya proyek ekspansi besar. Fitch memperkirakan rasio pembayaran dividen sedikit lebih tinggi mulai tahun 2022, didorong oleh adanya pemegang saham baru dalam struktur kepemilikan Samator Indo Gas.

 

Pemimpin Pasar Gas Industri dan Medis: Fitch yakin jaringan distribusi Samator Indo Gas yang mapan dan logistik terintegrasi akan mengamankan posisinya di sektor gas industri yang sedang berkembang di Indonesia. Perusahaan ini merupakan produsen gas industri terbesar di negara tersebut, yang menyumbang sekitar sepertiga konsumsi gas tersebut. Kinerja bisnisnya yang tangguh sebagai pemimpin pasar meningkatkan pangsa pasar gas industri grup, termasuk gas silinder dan curah, menjadi 44% pada tahun 2022 (2019: 38%). Kami memperkirakan tren ini akan terus berlanjut.

 

Samator Indo Gas juga merupakan pemimpin di bidang gas medis, dengan pangsa 75%-80%, menurut perusahaan. Samator Indo Gas memantapkan kepemimpinan pasarnya pada tahun 2021, di tengah meningkatnya permintaan oksigen medis untuk merawat pasien Covid-19. Perusahaan menyatakan bahwa permintaan oksigen medis melonjak lebih dari 4x pada Juli-Agustus 2021 seiring dengan meningkatnya infeksi.

 

Pendapatan Terkontrak; Jaringan Distribusi yang Kuat: Sebagian besar pendapatan berasal dari kontrak jangka panjang, yang memberikan visibilitas pendapatan. Perusahaan memperkirakan pendapatan terkontrak sebagai bagian dari total pendapatan akan meningkat pada tahun 2023, dengan rata-rata umur kontrak yang stabil. Pendapatan gas juga terdiversifikasi dengan baik, dengan 20 pelanggan teratas hanya menyumbang sekitar 20% dari total pendapatan gas. Jaringan distribusi Samator Indo Gas yang mapan dan luas merupakan penghalang yang kuat terhadap persaingan, dengan 55 pabrik, termasuk pabrik pemisahan udara, dan 106 stasiun pengisian bahan bakar di 28 dari 38 provinsi di Indonesia.