EmitenNews.com - Dalam kunjungannya ke China Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melakukan pertemuan dengan Menteri Industri dan Teknologi Informasi (MIIT)China, Jin Zhuanglong di Shenzen. Melalui pertemuan tersebut, Menperin ingin kerja sama antara kedua negara dapat semakin ditingkatkan melalui beberapa kolaborasi potensial di sektor industri yang ditawarkan.


"Pada pertemuan dengan Menteri Jin Zhuanglong, setidaknya ada empat inisiatif baru kerja sama industri yang ditawarkan oleh MIIT. Indonesia menyambut baik tawaran kerja sama yang disampaikan RRT," ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Kamis (6/7).


Empat inisiatif yang ditawarkan RRT meliputi kelanjutan ASEAN China Forum on Emerging Industries dan Ministerial Dialogue on Industry, penguatan kerja sama pada emerging industries, kerja sama terkait dengan Industri 4.0 dan New Energy Vehicle (NEV), serta kerja sama terkait photovoltaic (PV).


Sejalan dengan upaya transformasi teknologi industri untuk memperkuat Industri 4.0, Menperin menyambut inisiatif kerja sama yang ditawarkan, yakni mengundang industri teknologi informasi di Tiongkok untuk meningkatkan investasi di Indonesia. "Kami melihat industri asal RRT memiliki kekuatan besar di sektor ini, misalnya Huawei yang sebelumnya telah kami kunjungi pabriknya," ujar Menperin.


Menperin juga menyambut peluang-peluang untuk mengoptimalkan kerja sama yang telah terjalin sebelumnya, di antaranya di bidang Electric Vehicle (EV) dan New Energy Vehicle (NEV). Indonesia menargetkan untuk menjadi hub produsen kendaraan listrik di kawasan yang berdaya saing global. Kebijakan ini juga memberikan ruang bagi kerja sama, yang dalam kesempatan ini ingin dijalin dengan Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan sektor swastanya.


Kesiapan Indonesia dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik merupakan modal penting bagi kerja sama dengan RRT. Di sisi lain, Tiongkok merupakan produsen terbesar EV yang pangsa pasarnya mencapai sepertiga dari produksi global. .Kerja sama ini akan dapat mewujudkan cita-cita ASEAN menjadi lebih hijau dan berkelanjutan,. papar Menperin.


Terkait perjanjian ASEAN-China Free Trade Area (ASEAN-China FTA) yang telah diimplementasikan sejak 1 Januari 2010, Menperin mengharapkan agar proses perundingan berharap perundingan dapat berjalan dengan baik, sehingga mampu menyempurnakan hal yang sudah ada. "Khususnya pada isu-isu inisiatif baru seperti ketahanan rantai pasok, ekonomi digital, ekonomi hijau dan konektivitas," jelas Menperin.(*)