EmitenNews.com - PT Freeport Indonesia (PTFI) melalui PT Smelting melakukan ekspansi berupa penambahan kapasitas pemurnian konsentrat tembaga menjadi 1,3 juta ton per tahun, di Gresik, Jawa Timur. Proyek ekspansi ini mendukung kebijakan pemerintah dalam menggalakkan hilirisasi komoditas tambang nasional.


PT Smelting merupakan pabrik peleburan dan pemurnian tembaga pertama di Indonesia yang dibangun PTFI bersama konsorsium Jepang sebagai bagian dari komitmen perusahaan dalam memenuhi kewajiban Kontrak Karya PTFI tahun 1991.


Presiden Direktur PTFI Tony Wenas menyampaikan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang kemarin meresmikan ekspansi PT Smelting. "Ekspansi kapasitas produksi PT Smelting oleh PTFI merupakan salah satu bagian realisasi komitmen perusahaan dalam mendorong percepatan program hilirisasi produk tambang di Indonesia dan menciptakan nilai tambah ekonomi domestik," katanya.


Menurut Tony pihaknya mengeluarkan 250 juta dolar AS atau setara dengan 3,7 triliun rupiah untuk mendanai seluruh biaya proyek ekspansi. Dengan demikian, kepemilikan saham PTFI di PT Smelting juga meningkat dari 39,5 persen menjadi lebih dari 60 persen.


"Ekspansi PT Smelting ini merupakan langkah strategis untuk mendukung upaya pemerintah meningkatkan nilai tambah melalui kebijakan hilirisasi tambang di Indonesia," sambungnya.


Dengan penambahan kapasitas produksi di PT Smelting dan beroperasinya Smelter kedua PT Freeport Indonesia nanti, maka PTFI akan mampu memurnikan seluruh hasil produksi tambang sebanyak 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun di dalam negeri. Hal ini juga sekaligus memenuhi mandat Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) terkait pembangunan smelter.


Presiden Direktur PT Smelting Hideya Sato juga mengungkapkan bahwa proyek ekspansi ini merupakan proyek ekspansi keempat PT Smelting sejak didirikan pada tahun 1996, menjadikan momentum ini babak baru dalam sejarah pertumbuhan PT Smelting.


"Dengan rampungnya pembangunan konstruksi pabrik baru, kami akan beralih ke mode produksi penuh pada awal tahun depan dengan memproses rata-rata 1,3 juta metrik ton konsentrat tembaga kering per tahun dan memproduksi 342.000 metrik ton katoda tembaga," ungkap Hideya.


Sejak 1998, PT Smelting telah beroperasi dan merupakan wujud upaya PTFI dalam mendukung strategi kebijakan hilirisasi nasional dan menciptakan nilai tambah ekonomi dalam negeri. Saat ini PTFI juga tengah merampungkan pembangunan Smelter kedua di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Manyar, Gresik.


"Per akhir November 2023, progres konstruksi smelter PTFI mencapai 83 persen. Kami optimis konstruksi fisik akan selesai di akhir Desember 2023, dan mulai tahap pre-commissioning serta commissioning pada Januari hingga Mei 2024. Operasi smelter kedua PTFI akan mencapai kapasitas penuh di akhir Desember 2024," tutup Tony.(*)