Rumahkan 270 Karyawan, Ini Penjelasan Grup Djarum (BELI)
Pengurus Global Niaga berfose bersama patung Banteng Wulung di pelataran Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Global Digital Niaga (BELI) merumahkan 270 karyawan. Itu dilakukan sebagai dampak dari penyesuaian organisasi perseroan. Seluruh karyawan terdampak itu, telah mendapat paket kompensasi sesuai dengan ketentuan peraturan undang-undang ketenagakerjaan.
Penyesuaian organisasi Grup Djarum tersebut telah selesai pada Oktober 2025 lalu. Tindakan itu, dilandasi pertimbangan mendalam untuk memastikan perseroan dapat bergerak lebih efektif, dan efisien. Itu dengan tujuan membuka peluang pertumbuhan berkelanjutan. Menciptakan nilai jangka panjang bagi perseroan, dan para pemegang saham.
”Penyesuaian organisasi tersebut merupakan salah satu langkah efisiensi biaya operasional perseroan, selain daripada langkah-langkah efisiensi biaya lainnya yang telah dan akan diimplementasikan oleh perseroan,” tegas Eric Winarta, Director/Corporate Secretary Global Niaga.
Penyesuaian organisasi pada Oktober 2025 bersifat permanen, dan tidak terdapat skema lain seperti pengalihan ke kontrak maupun relokasi ke unit lain. Langkah itu, tidak memiliki dampak material terhadap kegiatan operasional harian, termasuk pengiriman barang, layanan seller-support, maintenance sistem IT, dan layanan lainnya.
Untuk menekan beban operasional, perseroan berencana melakukan optimalisasi biaya iklan, dan pemasaran melalui model bisnis omnichannel dan membangun berbagai keunggulan ekosistem dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelanggan. Perseroan juga akan meningkatkan otomatisasi proses kerja, dan menggunakan berbagai teknologi mumpuni untuk meningkatkan efektifitas, dan efisiensi proses kerja.
Strategi perseroan di tengah restrukturisasi sedang berjalan, antara lain mendorong inovasi berkelanjutan untuk memenuhi permintaan konsumen terus berkembang, dan lanskap kompetisi makin ketat. Melakukan alokasi sumber daya dengan fokus pada kategori-kategori lebih strategis baik saat ini maupun di masa mendatang.
Melakukan percepatan ekspansi omnichannel, baik berbagai kategori produk sudah ada, maupun kategori lainnya yang dapat memberikan dampak marjin lebih baik. Mendorong percepatan sinergi dalam ekosistem yang dimiliki untuk mendorong penjualan silang, dan memperkuat loyalitas pelanggan.
Berdasar laporan keuangan per 30 September 2025, pendapatan meningkat 25,6 persen, namun masih mengalami kerugian senilai Rp1,84 triliun. Komponen terbesar penyebab kerugian tersebut selain beban gaji yaitu beban diskon, pemasaran, dan beban operasional lainnya. (*)
Related News
Moncer! Laba DKHH Melejit 243% di Kuartal III-2025
Multi Makmur Lemindo (PIPA) Sukses Balikkan Rugi Jadi Laba
Makin Bengkak, BATA Berselimut Defisit Rp88,95 Miliar
CBRE Tarik Fasilitas Rp803,35 Miliar
Surplus 27 Persen, Wir Asia (WIRG) Tabulasi Laba Rp75 Miliar
Laba PANI Melejit 62 Persen, Segmen Ini Paling Dominan





