EmitenNews.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal perdagangan Kamis (2/3) melemah. Pelemahan ini diduga dipengaruhi prediksi akan adanya kenaikan inflasi di Amerika Serikat (AS).


Pada pukul 09.51 WIB Rupiah melemah 31 poin atau 0,20 persen ke posisi Rp15.270 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.239 per dolar AS.


"Rupiah bisa berbalik melemah terhadap dolar AS hari ini dengan semakin meningkatnya ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan AS yang lebih agresif," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra di Jakarta.


Ariston menuturkan data survei aktivitas manufaktur AS Januari menunjukkan bahwa harga yang dibayarkan oleh perusahaan manufaktur meningkat. Hal itu mengindikasikan inflasi bakal naik.


Di sisi ekonomi, PMI (Indeks Manajer Pembelian) manufaktur AS Februari naik tipis menjadi 47,7 persen dari pembacaan Januari sebesar 47,4 persen, Institute for Supply Management melaporkan pada Rabu (1/3/2023). Para ekonom yang disurvei oleh The Wall Street Journal memperkirakan indeks mencapai total 47,6 persen. Angka di bawah 50 persen mengindikasikan kontraksi di sektor tersebut.


Ariston memprediksi peluang pelemahan rupiah ke arah Rp 15.300 per dolar AS, dengan potensi tertahan di kisaran Rp15.220 per dolar AS.(*)