EmitenNews.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada pagi ini menguat 68 poin atau 0,454 persen ke posisi Rp14.906 per dolar AS. Rupiah menguat seiring menurunnya Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) Manufaktur Amerika Serikat (AS).
Posisi rupiah pada pagi ini naik dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya yang sebesar Rp14.974 per dolar AS.
Analis ICDX, Revandra Aritama, memperkirakan turunnya data PMI AS ini berpotensi berimbas pada pertumbuhan ekonomi AS secara umum. "Apalagi di tengah kondisi suku bunga tinggi yang diterapkan The Fed dan inflasi AS yang masih di level yang tinggi," kata di Jakarta, Selasa (4/4).
PMI Manufaktur AS dilaporkan berada di level 46,3, turun dari laporan bulan sebelumnya di level 47,7. PMI Manufaktur adalah indeks yang mengukur aktivitas ekonomi dari sektor manufaktur. Nilai di bawah 50 menunjukkan terjadi kontraksi di sektor manufaktur AS.
Menurut Revandra, hal tersebut memunculkan kewaspadaan yang berpotensi menimbulkan keyakinan bank sentral AS atau The Fed untuk menahan atau menurunkan suku bunga demi menjaga pertumbuhan ekonomi AS.
Revandra memperkirakan kurs rupiah berpeluang bergerak di kisaran Rp14.900 per dolar AS hingga Rp15.100 per dolar AS.(*)
Related News
Beruntun 65 Bulan, BPS Catat Surplus Neraca Perdagangan Indonesia
OJK Pastikan Patriot Bond Bisa Jadi Agunan Kredit, Cek Persyaratannya
Permintaan Domestik Terus Menguat, PMI Manufaktur Oktober Naik ke 51,2
Nilai Ekonomi Digital Indonesia Diproyeksikan USD360 Miliar di 2030
Harga Emas Antam Senin ini Turun Rp12.000 per Gram
Kemenperin Benarkan Banjir Impor pada Produk Hilir Tekstil





