EmitenNews.com—PT OBM Drilchem Tbk (OBMD) mengimbau pemegang saham agar menahan diri untuk tidak melakukan transaksi yang bersifat spekulatif, tidak wajar dan melanggar Peraturan Bursa, sehubungan dilakukannya suspend saham tersebut.


Sebelumnya, PT Bursa Efek Indonesia memberlakukan penghentian sementara (suspend) terhadap perdagangan saham OBMD terhitung 30 September 2022 di pasar reguler dan pasar tunai. 


"Tindakan suspen yang diberlakukan Bursa sesungguhnya bertujuan baik, untuk meredakan situasi, menurunkan tensi, agar investor dan pemegang saham dapat mempertimbangkan kembali keputusan investasinya pada saham OBMD. Dengan bersandar pada data dan informasi yang valid, juga dengan perhitungan yang matang yang mengedepankan asas kehati-hatian, di atas niat spekulatif," ungkap Ivan Alamsyah, Wakil Direktur Utama PT OBM Drilchem Tbk (OBMD), saat menyampaikan hasil public expose insidentil di laman BEI, Rabu (5/10).


Perseroan, tutur Ivan, juga berharap pemegang saham terus mendukung upaya-upaya OBMD dalam rangka pengembangan usaha untuk dapat memberikan keberlangsungan dan profit bagi perusahaan, termasuk pemegang saham publik.


Mengutip data  perdagangan,  harga saham OBMD ditutup pada level 126 pada 30 Desember 2021. Memasuki 2022, harga saham OBMD sebetulnya sempat menyusut sampai titik terendah pada 23 Mei ke level 98, atau anjlok 22,22% dibanding akhir 2021.


Setelah itu harga saham OBMD mulai bergerak naik mencapai 156 atau menguat 23,81% dibanding akhir 2021 pada Rabu (31/8). Pergerakan saham OBMD langsung meroket setelah itu, sampai mencapai level 458, meroket 263,49% secara ytd pada Kamis (29/9).


Pada kesempatan tersebut, OBMD juga menyiapkan tiga rencana ekspansi bisnis sepanjang 2022, baik di pasar lokal maupun luar negeri. Menurut Ivan Alamsyah, proyek pertama adalah ONGC India. Perseroan mendapatkan kontrak " LCMP ills" dengan nilai USD2 juta. "Realisasi dari nilai kontrak tersebut terlaksana pada kuartal ketiga 2022," katanya.


Kedua adalah MI-Gulf. Perseroan melakukan kerja sama distributor dengan MI-Gulf untuk project Adnoc di Uni Emirat Arab."Total nilai kontraknya sebesar USD800.000 dan diharapkan terlaksana pada kuartal ketiga dan keempat 2022," ujar dia.


Ketiga adalah proyek lokal. Untuk pasar lokal, saat ini OBMD sedang mengikuti beberapa tender. "Namun kami optimistis dengan makin gencarnya pemerintah untuk menghasilkan 1 juta barel per hari, penjualan di pasar lokal juga akan meningkat," papar Ivan.


Ivan mengungkapkan pendapatan OBMD pada 30 Juni 2022 melambung 83,85% dibandingkan periode yang sama setahun lalu, menjadi Rp55,17 miliar. Sementara, laba komprehensif setelah pajak pada tahun berjalan juga meningkat 462% dibandingkan 30 Juni 2021 menjadi Rp13,23 miliar. Total aset hingga kuartal kedua 2022 mencapai Rp113,94 miliar.


Per 31 Agustus 2022, pemegang saham perseroan terdiri atas: 1. PT Indotek Drilling Solusi dengan jumlah saham 411.600.000 dan persentase kepemilikan 56,23% 2. Ryanto Husodo dengan jumlah saham 69.200.000 (9,45%) 3. Mohamad As'ad dengan jumlah saham 69.200.000 (9,45%) 4. Publik dengan jumlah saham 182.003.150 (24,86%).